Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Warga di sekitar Jl KH Noer Ali, Kota Bekasi hari ini, Selasa (21/2/2017) mendapat rezeki tambahan.
Dengan peralatan seadanya seperti gerobak hingga bambu dan besi, warga turun ke titik banjir di bawah jembatan lintas tol JORR untuk menawarkan jasa angkut motor.
Jika motor dan pengendara naik gerobak sudah menjadi fenomena biasa, kini jasa angkut "motor nungging" tengah menjadi tren di wilayah Bekasi.
Jasa ini banyak dipilih pengendara karena biayanya lebih murah hanya Rp 25 ribu, dibandingkan dengan jasa gerobak Rp 50 ribu.
Pantauan Tribunnews.com, jasa angkut "motor nunggungi" ini dilakukan oleh tiga orang. Dimana satu orang memegang kemudi stang.
Sementara dua lainnya mengangkat ban motor bagian belakang menggunakan bambu atau besi agar knalpot motor tidak kemasukan air.
Narko, warga Bekasi yang menawarkan jasa "motor nungging" mengaku mengangkat motor melintasi banjir lebih menguras tenaga. Dibandingkan dengan jasa gerobak yang tinggal didorong.
Meski begitu, Narko dan kedua rekannya tetap semangat mencari pengendara yang ingin menggunakan jasa mereka yang lebih murah meriah.
"Berat sih, karena kan diangkat bertiga. Kalau gerobak kan ada rodanya tinggal dorong. Tapi saya gak punya gerobak. Jadi ya pakai yang ada aj, bambu," imbuh Narko.
Warga sekitar pun banyak yang alih profesi memanfaatkan gerobak untuk melayani para pengguna motor yang ingin tetap melintas baik menuju Bekasi maupun Jakarta.
Rata-rata gerobak yang mereka gunakan ialah gerobak jualan yang biasa digunakan untuk jualan barang bekas, pot hingga gerobak sampah.
Setiap pengendara yang menggunakan jasa mereka dipatok harga berfariatif mulai dari Rp 40-50 ribu rupiah.
Santo, warga Bintara Bekasi mengaku meski banjir sudah terjadi tiga hari sejak Minggu (19/2/2017) sore hingga pagi ini namun ia bersama teman-temannya baru melayani warga sejak hari ini.
"Banjir sudah tiga hari dari minggu sore dan yang terparah hari ini. Saya baru hari ini jual jasa gerobak. Yah lumayan lah dapat duit dan bisa bantu warga," imbuh Santo.
Santo menambahkan untuk motor sedang dirinya mematok harga Rp 40 ribu, sementara untuk motor besar Rp 50 ribu. Selanjutnya keuntungan dibagi hasil dengan enam rekannya yang sama-sama mendorong gerobak.