News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sumber Dana Belum Jelas, Progres LRT Baru 15 Persen

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja mengerjakan tiang pondasi jalur transportasi kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) di samping jalan Tol Jakarta-Jagorawi, Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (17/1). Pemerintah memastikan dua proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) di Jabodebek mendapatkan subsidi pelayanan umum atau public service obligation (PSO). Untuk tarif komersial LRT Jabodebek paling mahal sekitar Rp10.000 ? Rp15.000 per penumpang dan akan ditargetkan rampung pada tahun 2018 sebelum Asian Games dimulai. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah menandatangani kontrak pembangunan light rail transit (LRT) Jabodebek dengan Kementerian Perhubungan senilai Rp 23,3 triliun, PT Adhi Karya (Persero) Tbk terus melakukan pengerjaan jalur LRT tersebut.

"Saat ini progresnya baru 15 persen dari target 45 sampai 50 persen tahun ini," tutur Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto, selepas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Menurut Budi, progres tersebut dikerjakan dengan menggunakan dana internal perusahaan senilai Rp 2,5 triliun.

Hal itu terjadi karena, kendati sudah meneken kontrak dengan Kemenhub, sumber pendanaan LRT Jabodebek masih belum ditentukan.

Awalnya, dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 65 Tahun 2016 disebutkan bahwa LRT akan dibiayai penuh oleh APBN.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, hal tersebut urung dijalankan dan pada akhirnya diprediksi akan terjadi revisi atas Perpres tersebut.

Oleh sebab itu, menurut Budi, pemerintah tengah berencana menunjuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai investor dalam pembangunan LRT Jabodebek.

"Ada rencana KAI akan ditunjuk jadi investor dan mendapat suntikan modal lagi dari PMN. Tetapi bagi kami itu tidak masalah karena kami sudah menyiapkan pendanaan enam bulan ke depan, jadi proyek ini jalan terus," jelas dia.

Untuk tahun ini, kontraktor pelat merah tersebut menyiapkan dana Rp 4,6 triliun demi melanjutkan pembangunan LRT.

Sebelumnya, BUMN dengan kode emiten ADHI tersebut diberikan kewenangan pembiayaan sebesar 30 persen atau Rp 6 triliun dari total nilai konstruksi yang mencapai kurang lebih Rp 23 triliun.

"Dari jumlah tersebut sudah dipenuhi dari penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,4 triliun, sisanya Rp 4,6 triliun akan kami penuhi dari obligasi sebesar 40 persen dan 60 persen dari pinjaman bank," kata Direktur Keuangan ADHI Haris Gunawan.

Dengan begitu, dana dari obligasi yang bisa dihimpun untuk pembangunan LRT tahun ini adalah sebesar Rp 1,84 triliun dan dana dari pinjaman bank sebesar Rp 2,76 triliun.

Sampai saat ini, Haris menyatakan pihaknya terus melakukan pembicaraan dengan bank-bank BUMN seperti BNI, BRI, SMI, dan Mandiri untuk merealisasikan hal tersebut.

Dalam pembangunan LRT Jabodetabek ini, ADHI membagi dua tahap dengan masing-masing tahapan terdiri dari tiga lintas pelayanan.

Untuk tahap satu yang kini tengah difokuskan oleh ADHI meliputi lintas pelayanan Cibubur-Cawang (14,3 kilometer), Bekasi Timur-Cawang (18,5 kilometer, dan Cawang-Dukuh Atas (10,5 kilometer) dengan 21 stasiun dan panjang 42,1 kilometer.

(Ridwan Aji Pitoko/kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini