TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mengimbau para relawannya untuk tetap bersabar menghadapi banyaknya perlawanan yang ditemui ketika turun ke lapangan.
Terlebih, lanjut dia, saat ini banyak spanduk-spanduk bernada provokasi yang terpasang di tiap sudut wilayah Ibu Kota.
"Makanya aku bilang maaf, tolong situasi begini saya minta semua sabar. Saya pastikan betul bahwa warga Jakarta berani dan cerdas menentukan pilihannya," kata Djarot, saat menghadiri deklarasi dukungan Front Kerukunan Pemuda Bugis Makassar, di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (26/3/2017).
Baca: Djarot: Beda Pendapat Boleh, Tapi Jangan Menjelekkan
Baca: PPP Romy Dikabarkan Dukung Ahok-Djarot, Djan Faridz: Mungkin Gara-gara Saya Pecat Jadi Dia Sadar
Dia meminta pendukungnya untuk tidak membuat spanduk serupa untuk melawan spanduk bernada provokasi tersebut.
Selain itu, Djarot juga meminta pendukungnya sabar ketika dituding sebagai seorang yang munafik maupun termasuk golongan kafir.
"Saya juga sering digituin, dibilang kafir atau masuk neraka. Waduh kok mendahului Tuhan? Sombong banget. Jangan dibalas, doain mereka ya, pendukung Badja (Basuki-Djarot) tidak boleh marah-marah," kata Djarot.
Sifat sabar yang ditunjukkan berarti berani, bukan justru takut. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang terus marah-marah, akan membuktikan bahwa dirinya takut.
Baca: Ke Pondok Pesantren, Djarot Ingin Santri Juga Bisa Rasakan Manfaat KJP
Dengan demikian, Djarot meminta pendukungnya untuk menjaga kesejukan dan suasana kondusif di Jakarta.
"Alhamdulillah rasa takut saya sudah habis. Ini karena dilindungi kalian semua dan lebih dari itu semua, saya dijaga Allah SWT. Saya bebas masuk kemana saja di DKI, dan saya berani masuk, karena niat kami baik," kata politisi PDI Perjuangan tersebut.
Adapun pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Djarot mendampingi calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Mereka diusung oleh PDI-P, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Golkar.
Karena kasus dugaan penodaan agama yang menjerat Ahok, Djarot kerap menemui penghadangan ketika berkampanye.
Ia juga sempat disoraki ketika menghadiri haul Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto di Masjid At-Tin, beberapa waktu lalu.
Penulis: Kurnia Sari Aziza