TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat DKI Jakarta disarankan untuk cermat dan cerdas dalam mencermati rekam jejak calon yang akan dipilihnya dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua pada 19 April nanti.
Salah satu hal yang perlu menjadi catatan penting adalah mengenai karakter sang calon apakah ketika memimpin bakal mampu menjaga aset-aset DKI Jakarta yang nilainya triliunan.
Jangan sampai justru yang terpilih adalah figur yang punya rekam jejak bisnis dan punya kemampuan merekayasa aset sehingga dikhawatirkan nanti aset-aset DKI Jakarta bakal direkayasa dan dialihkan kepemilikannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok bisnisnya.
Demikian disampaikan pengamat hukum dan politik dari IHCS, Ridwan Darmawan mengenai dinamika politik pilkada DKI Jakarta dan kaitannya dengan mencuatnya persoalan bisnis terkait calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, dimana Sandiaga dilaporkan oleh Ketua Dewan Direksi Ortus Holdings Edward Seky Soeryadjaya, atas dugaan melakukan penggelapan aset terkait proses penjualan tanah di Jalan Raya Curug, Tangerang Selatan, Banten, tahun 2012 silam.
“Karakter seseorang dalam menjalani kehidupan kesehariannya tentu berkait kelindan dengan rekam jejak yang mestinya juga akan melekat pada keseharian calon tersebut ketika terpilih menjadi pejabat publik kelak. Hal ini yang mesti diperhatikan serius oleh masyarakat Jakarta, sehingga tidak salah pilih karena bisa jadi malah akan membahayakan dalam pengelolaan aset-aset Jakarta,” kata Ridwan, Kamis (6/4/2017).
Untuk itulah, Ridwan mengimbau masyarakat Jakarta harus lebih cermat dan teliti untuk menguliti karakter masing-masing calon demi mendapatkan pemimpin yang kredibel, berintegritas dan responsif terhadap permasalahan yang ada di DKI.
Hal itu menurut Ridwan menarik karena jika mencermati pemberitaan di media belakangan ini ada calon yakni Sandiaga, yang justru disebut-sebut punya persoalan hukum terkait dugaan melakukan rekayasa dalam penguasaan aset.
“Sandiaga Uno santer diberitakan diberbagai media bahwa yang bersangkutan diduga kerap bermain dalam bisnis yang liat serta licin hingga kemudian memunculkan kesana yang sudah juga diketahui umum khususnya dikalangan para pebisnis papan atas bahwa Sandiaga adalah "brutus" bagi keluarga Edward Soerjajaya yang notabene ayah angkatnya sendiri,” demikian kata Ridwan.
“Dan kemudian atas tanah itu keluar sertifikat dengan nomor yang berbeda dan dijadikan alat transaksi dengan Pertamina. Ini tentu saja mengkhawatirkan dan berbahaya bagi kelangsungan aset-aset strategis Pemprov DKI ke depan jika calon Gubernur yang punya rekam jejak atau karakter seperti itu dipercaya memimpin Jakarta,” tukasnya.