TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat mengaku saat ini 'metromini kuno' yang sebelumnya beroperasi di Jakarta, jumlahnya sudah mengalami pengurangan.
Ia pun menyebut metromini yang sudah usang itu sebagai 'zombie' lantaran usia kendaraan yang sudah tua namun masih dipaksakan untuk beroperasi.
"Aku kasih contoh, sekarang kamu (masih) banyak temui metromini yang sudah kuno-kuno? 'zombie-zombie' itu di Jakarta berkurang banyak sekarang," ujar Djarot, saat ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).
Mantan Wali Kota Blitar itu menjelaskan bahwa metromini usang tersebut kini telah tergantikan oleh keberadaan Transjakarta yang memiliki fasilitas dan pelayanan jauh lebih baik.
Tidak hanya itu, Transjakarta juga telah terintegrasikan dengan sejumlah angkutan lainnya.
"Kenapa? Karena ada bus Transjakarta yang lebih baik, kita udah integrasikan," kata Djarot.
Djarot pun menyebutkan angkutan umum yang telah terintegrasi Transjakarta, seperti Kopaja.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, kata Djarot, berharap nantinya angkutan umum serta transportasi alternatif lainnya bisa terintegrasi dan terkoordinasikan secara baik.
"Kopaja kita integrasikan kan sudah masuk dalam sistem transportasi, kita ingin sistem transportasi itu, organisasinya bisa satu, terkoordinir," ujar Djarot.
Menurutnya, Transjakarta bisa terintegrasi dengan angkutan apapun, termasuk ojek online dan ojek konvensional.
"Misalnya Transjakarta bisa terintegrasi dengan apapun, ya Metromini, Kopaja, KWK, termasuk nanti ojek-ojek online dan ojek konvensional bisa kita ajak gabung," kata Djarot.
Kendati berharap agar semua angkutan umum maupun transportasi alternatif bisa terintegrasi Transjakarta, Politisi PDI Perjuangan itu memaparkan bahwa keberadaan mereka tentunya akan berada dibawah satu badan pengelola.
"Namanya sistem transportasi terintegrasi, (tentunya berada) di bawah satu badan pengelola," ujar Djarot.
Badan pengelola tersebut juga harus terhubung ke sejumlah kota yang berada di sekitar Jakarta.
"Dan badan pengelola di Jakarta tetap harus punya link dengan Jabodetabek karena tidak mungkin dipisahkan dengan Jabodetabek," kata Djarot.