TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan misi mengangkat citra, harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui industri yang berbasis budaya, JFFF terus berkomitmen untuk mendukung industri UKM dan pengrajin lokal dalam menghasilkan produk-produk kreatif dalam negeri yang dapat diterima secara global khususnya lewat industri mode dan kuliner.
Memasuki penyelenggaraan ke-14, Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) telah menjadi acara tahunan yang lekat di hati penggemar mode dan pecinta kuliner Nusantara, serta para pelaku industrinya.
Tahun ini JFFF digelar mulai tanggal 7 April - 7 Mei 2017 di Summarecon Kelapa Gading dengan rangkaian acara Fashion Festival dan Food Festival.
“Setiap tahun JFFF semakin memberikan suguhan yang menarik bagi pecinta mode dan kuliner. Penyelenggaraan JFFF bertujuan menjadi jendela yang menampilkan kekayaan ragam budaya Indonesia, sehingga produk-produk dalam negeri tidak hanya dikenal dalam skala nasional tapi juga semakin diakui oleh dunia internasional," ungkap Chairman JFFF, Soegianto Nagaria.
FASHION FESTIVAL tanggal 12 - 30 April 2017
Pada Fashion Festival, JFFF menghadirkan kreativitas dan inovasi para desainer Tanah Air dalam menginterpretasikan budaya dan tradisi Nusantara dengan sentuhan tren terkini melalui peragaan busana.
Aneka ragam kekayaan budaya yang diterjemahkan secara kreatif dalam berbagai produk lokal berkualitas internasional juga dapat dinikmati para pecinta mode di bazar berkonsep trade show di Fashion Village. Selain itu, JFFF juga menyediakan ajang penyaluran bakat serta penghargaan dalam bidang mode melalui Gading Model Search (GMS), GMS Kids, Next Young Promising Designers, dan Fashion Icon Awards.
Rangkaian program Fashion Festival diawali dengan Fashion Village mulai 12 - 30 April 2017. Mengambil tempat di sepanjang koridor lantai dasar Mal Kelapa Gading 3 - 5, Fashion Village menghadirkan 93 booth koleksi busana ready-to-wear terbaru dari para desainer Indonesia, ragam kain dari pelosok Nusantara, hingga produk aksesoris dari UKM, Dekranasda, dan sekolah mode.
Rangkaian fashion show di Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading dimulai pada 18 - 26 April, sedangkan rangkaian fashion show di The Forum, Mal Kelapa Gading 3 pada 20 - 30 April, memaparkan koleksi terbaru para perancang terkemuka Indonesia, desainer muda, UKM, Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah), Yayasan Batik Indonesia, Cita Tenun Indonesia, merek lokal, hingga tenant Mal Kelapa Gading.
Salah satu yang istimewa dari Fashion Festival 2017 adalah menampilkan peragaan busana pembuka dengan tema ‘Trendology’ dari para desainer muda berbakat, yaitu Natalia Kiantoro, Purana, Opi Bachtiar, dan Barli Asmara pada 18 April di Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading. Fashion show pembuka ini tampil dengan iringan Live DJ music, yang merupakan konsep pertama di JFFF.
Selain peragaan busana, para pemenang Gading Model Search dan Next Young Promising Designers juga diumumkan ke khalayak mode.
Persembahan istimewa Fashion Festival juga selalu dihadirkan pada puncak acara, yaitu JFFF Awards pada 26 April di Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading. Selain memberikan penghargaan kepada para tokoh yang telah banyak berjasa di industri mode tanah air, JFFF Awards memiliki ciri khas fashion show yang mengkolaborasikan desainer terkemuka Indonesia dengan warisan wastra hasil karya tangan para perajin Nusantara.
Seperti Didi Budiardjo dengan batik Pekalongan di tahun 2015, Adrian Gan dengan tenun songket Sumatera Barat di 2016, dan yang terbaru tahun ini yaitu House of Irsan yang mengangkat kain Songket Sambas karya buatan tangan para pengrajin asli Sambas dengan tema “Asha’.
Berikut adalah beberapa desainer yang akan tampil dalam show tunggal Fashion Festival JFFF 2017: Danny Satriadi, Irsan, Ivan Gunawan, Lulu Lutfi Labibi, dan Musa Widyatmodjo. Tidak hanya itu, mini show dan parade show juga akan menyemarakkan panggung JFFF dengan lebih dari 50 desainer kenamaan Indonesia.
FOOD FESTIVAL tanggal 7 April - 7 Mei 2017
Khazanah kuliner Nusantara merupakan salah satu contoh bahwa keragaman bisa menjadi kekayaan suatu bangsa. Wacana tersebut juga menjadi salah satu inspirasi JFFF untuk konsisten turut andil dalam mendukung industri kuliner Indonesia melalui Food Festival dengan Kampoeng Tempo Doeloe dan Wine & Cheese Expo.
Tahun ini Kampoeng Tempo Doeloe atau biasa disebut KTD diselenggarakan mulai 7 April - 7 Mei di La Piazza, mengangkat tema dekorasi ‘Kampung Layang-Layang’, diikuti oleh 101 peserta UKM maupun pengusaha kuliner, sehingga menghasilkan lebih dari 200 ragam menu Nusantara.
Beberapa menu spesial tahun ini adalah Mie Ayam Pelangi, Cwie Mie Malang, Cliff Noodle Bar, Martabak Yuk, Sate Ayam Madura Bintang 5, Gudeg Pejompongan, Soto Udang Medan Bu Ari, Bagoja (Bakso Goreng Gajah), Ketupat Gloria 65 Ny. Kartika, Soto Roxy H. Darwasa, Es Pisang Ijo "Paling Enak", dan masih banyak lainnya.
Dengan tujuan ikut melestarikan menu kuliner Nusantara terutama ‘Aneka Mie Nusantara’, KTD 2017 juga mengadakan ‘Kompetisi Mie Warisan Nusantara’ bagi para pemilik Usaha Kecil Menengah di kawasan Jabodetabek. Babak penyisihan telah dilakukan pada tanggal 17 - 19 Maret 2017 di Gading Walk, MKG untuk menentukan pemenang tiga kategori yakni Mie Ayam, Mie Nusantara, dan Mie Non Halal.
Ketiga pemenang kategori tersebut mendapatkan kesempatan berjualan di KTD sebagai babak final untuk memperebutkan hadiah total Rp 60.000.000,- dan peluang membuka usaha di MKG. Pemenang utama ditentukan berdasarkan penjualan tertinggi yang akan diumumkan pada tanggal 7 Mei 2017.
Penyelenggaraan ‘Kompetisi Mie Warisan Nusantara’ dari KTD ini adalah sebagai salah satu bentuk JFFF mengelevasi program Food Festivalnya agar dapat semakin memajukan industri kuliner Indonesia dan juga melestarikan menu-menu Nusantara.
Kehadiran Wine & Cheese Expo mulai 14 April - 7 Mei di Multi Purpose Hall, La Piazza semakin melengkapi event Food Festival dengan jajaran produk wine, keju, coklat, buah, pasta, yoghurt, dan lain sebagainya. Tahun ini Wine & Cheese Expo kembali menyuguhkan jajaran wine berkualitas mulai dari produksi dalam negeri hingga luar negeri seperti Hungaria, Peru, Ceko, Slovakia, Kroasia, Prancis, Spanyol, dan Chili. Kemitraan dengan para duta besar juga menjadikan Wine & Cheese Expo semakin menjadi jembatan pertukaran kebudayaan Indonesia dengan negara-negara sahabat.
Selain itu, Wine & Cheese Expo juga menjadi termpat diselenggarakannya kompetisi bagi para seniman penyaji wine atau lebih dikenal dengan istilah Sommelier, di antaranya Jakarta Best Sommelier Competition, Indonesia Best Sommelier Competition, dan Best South East Asia Sommelier Competition. Pengalaman dengan Worlwide Chef juga dihadirkan dalam Wine Dinner with Chef Andrea Peresthu, Chef Eduardo Enrique Montes Traverso, Chef Gilles Marx, Albin & Attila Timar, serta Chef Stefu Santoso by Yukmakan.
Dalam penyelenggaraannya yang ke-5 tahun ini, Jakarta Wine & Cheese Run telah menjadi salah satu agenda yang ditunggu-tunggu para pecinta olahraga lari dalam rangkaian acara JFFF. Diadakan pada 30 April, Jakarta Wine & Cheese Run selalu dikemas dengan konsep unik, yaitu peserta berlomba lari dengan mengenakan kostum sesuai tema ‘Thematic Costume Around The World’.
Hal lain yang menyenangkan dari Jakarta Wine & Cheese Run adalah seluruh anggota keluarga dapat berpartisipasi melalui tiga pilihan jarak tempuh, yaitu 10 km, 5 km, dan 1,2 km KidsDash bagi peserta anak-anak.
Berbagai hadiah menarik juga menjadi penyemarak, karena selain tersedia hadiah uang tunai jutaan rupiah maupun berbagai merchandise, pemenang mendapatkan paket wine dengan berat yang sama dengan berat badan pemenang dewasa, dan paket buah dengan berat yang sama dengan berat badan pemenang KidsDash.
Tahun ini bekerja sama dengan Hungary Tourism Agency, Juara Best Timing untuk pria dan wanita, Juara Best Costume untuk pria dan wanita, serta dua orang pemenang Lucky Draw pada Jakarta Wine & Cheese Run mendapatkan hadiah utama kesempatan mengikuti Budapest Marathon pada Oktober 2017.
JFFF merupakan perayaan akbar tahunan yang diselenggarakan sejak 2004 oleh Summarecon dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta serta didukung pula oleh Kementerian Pariwisata RI dan Badan Ekonomi Kreatif RI.