TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA melakukan survei terkait tingkat kepercayaan masyarakat terhadap isu penodaan agama yang menimpa calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan presentase masyarakat yang menilai Basuki atau Ahok menista agama telah menurun. Namun, Ardian mengatakan penurunan tersebut tidak terlalu signifikan.
"Ini menguntungkan Pak Ahok karena kita lihat pada bulan Februari 2017 ada di angka 53,3 persen, sekarang turun jadi 52,3 persen," ujar Ardian di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda, Rawamangun, Kamis (13/4/2017).
Pada survei bulan ini, masyarakat yang menilai Ahok tidak menista agama ada 27 persen. Mereka yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab ada 20,7 persen. Ardian mengatakan data ini menjadi isu yang menguntungkan Ahok dan Djarot.
Selain itu, satu isu lagi yang menguntungkan Ahok dan Djarot adalah soal tingkat kepuasan publik. Ardian mengatakan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ahok- Djarot masih tinggi yaitu 73 persen.
Namun, tingkat kepuasan publik ternyata tidak otomatis bisa dikonversikan menjadi dukungan.
"Kenapa? Ada problem dari persepsi personaliti dan persepsi primordial. Misalnya Ahok dianggap masih arogan, berkata kasar, dan ada juga isu primordial agama," ujar Ardian.
Adapun, hasil survei LSI Denny JA menunjukan pasangan nomor urut dua mendapat dukungan sebesar 42,7 persen.
Sementara, tingkat elektabilitas untuk Anies-Sandi berdasarkan survei LSI Denny JA berada pada presentase 51,4 persen.
Mereka yang belum menjawab ada sebanyak 5,9 persen. LSI Denny JA melakukan pengumpulan data survei pada 7-9 April 2017.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan 440 responden. Margin of error survei ini lebih kurang 4,8 persen.
Penulis: Jessi Carina