Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Mahfudz Asirun mengingatkan warga Nahdliyin memilih pemimpin Muslim hukumnya wajib.
"Hari ini kami ingin kembali mengingatkan kepada kaum Nahdliyyin di Jakarta bahwa memilih pemimpin Muslim hukumnya wajib," seru Kiai Mahfudz di kantor PWNU DKI Jakarta, Sabtu (15/4/2017).
Dikatakan Kiai Mahfudz, seruan memilih pemimpin Muslim sudah menjadi ketetapan Mukatamar ke-30 NU di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, November 1999.
"Kami tidak mau neko-neko. Kami sami'na waato'na dengan keputusan dan ketetapan yang disepakati para kiai syuriyah dan Kiai-kiai sepuh seluruh Indonesia. Ini harus menjadi keputusan bagi warga NU," Kiai Mahfudz menegaskan.
Salah satu poin keputusan Muktamar Lirboyo adalah orang Islam tidak boleh menguasakan urusan kenegaraan kepada orang non-Islam kecuali dalam keadaan darurat.
"Apakah hari ini ada alasan darurat tentu tidak! Jadi, inilah yang harus menjadi panduan yang terbaik bagi NU dan umat. Keputusan bahtsul masail, bahwa memilih Muslim adalah wajib," tegas Kiai Mahfudz.
Sosialisasi panduan memilih pemimpin sengaja digelar di ujung masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta agar menjaga suasana ibu kota tetap kondusif.
Meski secara struktur tidak berpolitik praktis, warga NU harus diarahkan dan diberi pilihan ke mana seharusnya memilih pemimpin mereka.
Dalam silaturahmi akbar ulama dan kiai NU di kantor PWNU DKI, turut hadir calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kita sudah berbicara cukup intensif. Kami percaya Jakarta ini membutuhkan solusi berkeadilan karena ikhtiar ini adalah ikhtiar untuk mengembalikan keadilan di Jakarta," ujar Anies.
Warga Nahdliyin diakui Anies jumlahnya sangat besar di Indonesia dan Jakarta. Namun perhatian terhadap warga Nahdiyin sekarang ini masih terasa kurang.
"Kami ingin membantu ke depan terus bekerjasama dan memastikan di Jakarta suasana damai dan adil," Anies menambahkan.