News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Ini Sejumlah Faktor Diduga Penyebab Kekalahan Ahok-Djarot di Pilgub DKI

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan calon (paslon) Pilkada DKI Jakarta nomor pilihan dua, Ahok-Djarot melakukan konferensi pers usai melakukan debat publik Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran ke Dua di Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2017). Dalam konferensi pers tersebut Ahok-Djarot berterimakasih kepada para pendukung dan relawan yang membantu mensukseskan pilkada. TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN

IWD merilis beberapa momentum penting di minggu terakhir menjelang pemungutan suara.

Beberapa kejadian tersebut merugikan kedua pasangan calon. Namun yang paling dirugikan adalah pihak Ahok-Djarot, dengan insiden di Changi Airport.

Sentiment Ahok-Djarot yang tadinya sudah cenderung dingin masalah agama dan SARA, kembali bangkit dengan adanya kasus tersebut. Belakangan isu tersebut diduga Hoax belaka karena Steven Hadisurya Sulistyo yang disebut-menghina Gubernur NTB tak pernah kelihatan wujudnya.

"KTP yang beredar di media juga diragukan kebenarannya," kata Endang.

Pukulan terhadap kubu Ahok-Djarot diperparah dengan diijinkannya peserta wisata Al-Maidah dari luar kota Jakarta untuk masuk menyaksikan pencoblosan di TPS.

"Ini melipatgandakan faktor “fearness” atau ketakutan yang membuat banyak pendukung Ahok tidak hadir ke TPS," ujar Endang.

Endang menjelaskan bahwa dari data yang ada, banyak pemilih Ahok-Djarot tidak datang ke TPS.

"Ini sudah dijelaskan oleh beberapa lembaga sebelumnya bahwa Trend Ahok-Djarot cenderung menunjukkan kenaikan di minggu terakhir menjelang pemungutan suara. Satu tugas berat tim Ahok-Djarot adalah membangkitkan kepercayaan diri dan mengubah ketakutan pendukungnya agar datang ke TPS dan melakukan pencoblosan, itu gagal dilakukan," kata Endang.

Menurut dia, jika melihat rapatnya tekanan kepada pendukung Ahok-Djarot, apalagi dengan menggunakan isu agama dan etnis, maka bisa dipastikan kekalahan Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta adalah akumulasi dari sentiment etnis dan SARA yang diarahkan kepada mereka dan diperburuk lagi dengan ketakutan yang sangat dalam di pendukung mereka, sehingga memilih untuk tidak datang ke TPS.

Akumulasi dua hal tersebut, menurut Endang, membuat swing voters sekitar 6-8% akhirnya beralih ke Anies-Sandi, belum lagi persaan takut akibat intimidasi yang sistematis dan terstruktur semakin memperlebar margin kemenangan Anies-Sandi menjadi sekitar 15%.

Sejumlah momentum penting di minggu akhir menjelang pencoblosan:

Yang Sifatnya Merugikan Anies-Sandi :
1. Pengusiran Djarot dari salah satu masjid di Tebet
2. Aksi Bagi-bagi Sembako
3. Tertangkapnya Kader PKS akibat terkait upaya makar
4. Tertangkapnya kader PKS dengan tuduhan asusila
5. SMS yang menagih komitmen dan janji tim sukses memberikan Rp. 500.000,-

Yang sifatnya Merugikan Ahok-Djarot :
1. Insiden Umpatan Steven kepada Tuan Guru Bajang di Bandara Changi
2. Aksi Bagi-bagi sembako
3. Video Preman mengamuk di Rusun
4. Diijinkannya Wisata Al Maidah dari luar Jakarta.

Menurut Endang, penjelasan yang paling mungkin, telah terjadi perubahan signifikan usai survei dengan saat pencoblosan. Selain itu, Banyak faktor yang mungkin mengubah pilihan selama minggu tenang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini