Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tursini (60), istri Sudinar, berupaya tegar menjalani hidup.
Dia baru saja ditinggal suaminya untuk selama-lamanya akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Puncak, Desa Ciloto, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (30/4/2017).
Wanita berhijab itu bercerita tentang saat terakhir bersama suaminya.
Sudinar adalah Ketua RT 04 RW 09 yang juga Kelompok Panitia Pemungutan Suara di Kelurahan Kebayoran Lama Utara.
Pria kelahiran Daerah Istimewa Yogyakarta itu pergi bersama rombongan KPPS Kebayoran Lama Utara naik bus pariwisata Kitrans bernomor polisi B 7058 BGA.
Kemudian bus nahas tersebut terlibat kecelkaan yang menyebabkan belasan orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
Informasi kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa suaminya itu disampaikan seorang warga beberapa saat setelah terjadi insiden maut itu.
Baca: Pemerintah DKI Telah Berikan Bantuan Kepada Sebagian Korban Kecelakaan Maut di Ciloto
Baca: Keluarga Korban Pertanyakan Uji KIR Bus Pariwisata yang Terlibat Kecelakaan Maut di Ciloto
Baca: Suyatna Sang RT yang Dicintai Warganya Itu Telah Tiada Seiring Kecelakaan Maut di Ciloto
"Saya kaget. Innalillahi wa innailaihi rajiu'n," ucap Tursini sambil berupaya menahan tangis saat ditemui di kediamannya, Jalan Peninggaran Timur II RT/RW 004/09, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, Senin (1/5/2017).
Di lingkungan tempat tinggalnya, Sudinar dikenal sebagai tokoh masyarakat.
Dia mendapatkan kepercayaan menjabat sebagai Ketua RT selama 25 tahun.
Meskipun sudah tak lagi menjabat sebagai Ketua RT.
Namun suaminya, masih aktif di lingkungan tempat tinggalnya sebagai pembina karang taruna.
Warga sekitar merasa kehilangan ayah dua orang anak tersebut.
"Sosok yang suka membantu warga, anak-anak karang taruna merasa kehilangan," kata dia.
Jasad Sudinar sendiri sudah dimakamkan di TPU Tanah Kusir pada Senin pagi.
Almarhum pergi meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.