News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Bara: Pilkada DKI Kehilangan Substansi

Penulis: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Umum Partai Ahmanah Nasional (PAN) Bara Hasibuan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persaingan politik perebutan jabatan publik merupakan event uji coba untuk warga negara siap menerima perbedaan dan menyelesaikan perbedaan tersebut dalam mekanisme damai.

Perbedaan - perbedaan dalam persaingan politik tersebut menyebabkan warga tergabung dalam kelompok-kelompok yang menguatkan politik identitas berbasis agama, etnis dan tempat.

Pilpres 2014 dan Pilkada DKI Jakarta telah membelah warga ke dalam perkubuan tersebut.

"Perkubuan warga akibat persaingan politik masih akan terus terjadi. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan dan merupakan kemunduran demokrasi bangsa ini. Apalagi kita masih akan menyelenggarakan pilkada serentak 2018 dan pileg serta pilpres di 2019. Intinya, perkubuan tersebut jangan sampai mendorong konflik, apalagi bersifat fisik. Kita mengharapkan aparat keamanan mampu mengantisipasinya," kata Bara Hasibuan Waketum PAN yang juga Anggota DPR RI.

Akibat perkubuan yang menajam telah meninggalkan luka, kebencian dan mudah menyulut pertengkaran.

"Untuk mencegah konflik kuncinya law enforcement yang kuat, dan yang tidak kalah penting, sikap kenegarawan dari setiap tokoh dalam mensikapi persoalan. Para tokoh harus terus menyuarakan pesan damai, bukan memprovokasi kebencian " ujar Bara.

Bara mengatakan, pilkada DKI kehilangan substansi karena pemilih berfokus kesamaan identitas.

Sedangkan pembahasan berbagai masalah terjebak di dalam kesamaan identitas tersebut.

"Karenanya arah persaingan di pilkada Jakarta lebih banyak berkutat dalam soal-soal agama. Memang ada insiden yang mendorong hal tersebut. Tetapi Jakarta adalah ibukota yang menjadi barometer event politik di Indonesia. Jadi, sayang sekali substansi pemilihan untuk mendapatkan solusi masalah kota tidak maksimal. Ini adalah set back bagi perkembangan demokrasi kita, " kata Bara.

Bara menjelaskan bahwa semua pihak harus berkontribusi untuk memperdalam proses demokrasi karena di Pilpres 2014 dan pilkada Jakarta 2017 persaingan terjebak kepada masalah identitas.

Semua pihak harus bekerja keras mendorong warga untuk beralih memberi tempat kepada faktor lain di samping identitas.

"Kita harus mewujudkan meritokrasi. Seorang pemimpin dipilih karena prestasi dan kinerja. Dan ditantang dengan alasan yang sama, " ujar Bara.

Menurut Bara pemilihan yang mencari pemimpin karena prestasi dan kinerja akan mengurangi atau menutup event politik menjadi wadah pertarungan identitas.

Dan event politik juga tidak mudah dibajak oleh kelompok-kelompok sektarian.

"Bagaimanapun juga kita harus berterima kasih kepada semua pihak karena pilkada DKI berlangsung damai. Tetapi perkubuan di DKI jangan sampai dipindahkan ke daerah lain. Dipakai hanya untuk menjatuhkan kandidat lain. Kandidat yang menonjol karena prestasi dan kinerja. Sangat tidak fair dan yang akan rugi warga dan daerah itu sendiri. Kehilangan sosok yang mampu membangun dan menyejahterakan warga, " kata Bara.

"Tugas utama Anies-Sandi adalah menyembuhkan luka, mengurangi kebencian dan permusuhan di masyarakat. Mereka juga harus menjawab keraguan yang dalam bahwa mereka mampu menjadi gubernur untuk semua warga Jakarta,"  ujar Bara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini