TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menyebut hari-hari saat masih mencari siapa pendampingnya untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai masa krusial.
Momen itu akhirnya dilalui dengan memilih mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sebagai calon gubernur pendampingnya.
"Saat itu, di 23 September (2016). Jadi 21 sampai 23 September adalah masa-masa yang sangat krusial," kata Sandi saat ditemui di posko pemenangannya, Jalan Melawai, Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2017) siang.
Baca: Sandiaga Sebut 8 Persen Pendukung Ahok-Djarot Belum Move On
Namun Sandi tidak mengungkapkan lebih lanjut cerita di balik itu.
Dia memilih akan menuangkan hal itu secara rinci ke dalam tulisan yang nanti akan dibukukan.
Ketika ditanya mengenai intervensi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di detik-detik terakhir saat memastikan Anies mendampingi dirinya,
Sandiaga juga belum mau menjelaskan.
Baca: Cerita Zulkifli Hasan soal Intervensi JK di Pencalonan Anies Baswedan
Cerita soal peran Jusuf Kalla itu terungkap pada pidato Ketua Umum Partai Amanat Nasional ( PAN) Zulkifli Hasan pada seminar nasional kebangsaan Gerakan Muballigh dan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.
"Saya lebih baik enggak usah komentar deh, karena itu politik tingkat tinggi ya. Saya fokus di Jakarta saja," tutur Sandi.
Zulkifli juga mengungkapkan tentang beberapa tokoh yang direncanakan akan mendampingi Sandiaga dalam kontestasi Pilkada di Jakarta.
Mereka adalah Yusril Ihza Mahendra, Chairul Tanjung, sampai Agus Harimurti Yudhoyono.
Nama Anies, menurut Zulkifli, awalnya tidak diperhitungkan karena tidak ada partai yang mau mengusung dia.
Nama Anies akhirnya diajukan dan disetujui untuk mendampingi Sandi setelah ada intervensi Jusuf Kalla.
Penulis: Andri Donnal Putera