TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Misteri siapa pelaku penyiraman air keras terhadap sekumpulan remaja di kawasan Klender, Jakarta Timur, kini terungkap.
Pelakunya ternyata para bandit-bandit jalanan yang tergabung dalam geng motor. Kepolisian Jakarta Timur telah menangkap lima pelakunya di sejumlah titik berbeda di kawasan Cakung.
Pelaku yang telah tertangkap berinisial AP, RHB, RF, RDB dan DA. Parahnya, usia tiga pelaku di antaranya masih di bawah umur.
Sedangkan dua pelaku lain yang menjadi otak dari kejadian tersebut, DG dan NN, saat ini masih buron.
Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo menyebut, para pelaku berasal dari dua geng motor berbeda yakni Geng Kampung Baru All Star san Akatsuki.
Mereka di malam kejadian sudah melakukan pemufakatan tindakan kriminal dengan mencari korban secara acak di sejumlah titik di Jakarta Timur.
Kejadian berawal ketika pada Sabtu (29/4), tersangka AP membeli air keras atau cairan kimia sebanyak satu derigen kecil seharga Rp 50.000 dari R di sekitar Kalimalang.
Sesudahnya, air keras diserahkan kepada tersangka NN di Pasar Kalimalang atau di tempat para anggota geng motor berkumpul.
"Di lokasi itu air keras dibagi lagi menjadi tiga dan dibawa oleh tersangka AP, DG (DPO) dan NN (DPO)," kata Andry saat merilis penangkapan di kantornya, Jumat (12/5/2017).
Selanjutnya seluruh anggota geng mulai berkonvoi dengan sepeda motor, melintasi kawasan Pulo Gebang, Pondok Kopi lalu menuju ke arah Klender.
Pada saat melintas di Jalan Merah, Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, pada Minggu (30/4) dini hari, mereka menemukan sekelompok remaja dengan jumlah lebih kecil sedang melaju pelan menggunakan sepeda motor.
"Tersangka AP melihat korban sedang memegang ponsel. Lalu ia menyuruh tersangka RDB berhenti, diikuti oleh kawan-kawannya yang juga berhenti," imbuh Andry.
Setelah turun dari sepeda motor, AP langsung menyiramkan cairan air keras ke tubuh para korban, termasuk DG dan NN yang melakukan hal sama.
Kemudian AP mengambil ponsel korban.
"AP ini sempat melepakan bajunya yang ikut tersiram air keras dan membuangnya di dekat lokasi sebelum komplotannya melarikan diri," jelas Andry.
Tiga korban selanjutnya dilarikan ke rumah sakit terdekat. Korban bernama Nia Ayu Permata (16) dan Saiful (21) menjalani perawatan di RS Persahabatan.
Sedangkan korban bernama Tri Mujiono dilarikan ke RSCM setelah sebelumnya mendapat perawatan sementara di RS Pondok Kopi.
Mujiono mengalami luka bakar paling parah.
Sebelumnya, Nia Ayu Permata (16) disiram air keras oleh orang tak dikenal saat melintas dengan sepeda motor, Minggu (30/4/2017) dini hari.
Saat itu, Nia bersama tujuh temannya sedang melintas di sekitar Perumnas Klender. Kemudian, ada segerombolan laki-laki tak dikenal tiba-tiba menyiramkan air keras ke arah Nia.
Sebelum menghabiskan malam Minggu di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), Nia dijemput oleh Saiful yang merupakan kekasihnya.
Sementara itu, Nia yang dihubungi Warta Kota pada Jumat siang mengaku sudah pulang ke rumahnya, setelah menjalani perawatan sekitar sepekan di RS Persahabatan. Meski demikian, ia mengaku masih trauma atas peristiwa yang menimpanya.
"Sekarang, sudah pulang. Tapi, harus rutin kontrol ke rumah sakit karena lukanya belum sembuh," kata dia.
Nia bilang, bagian wajah, leher, dada dan lengannya terluka parah akibat tersiram air keras.
"Sampai sekarang, masih bernanah dan rasanya masih sakit sekali," ujarnya.
Akibat perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 365 dan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. (Feryanto Hadi)