TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak kurang lebih 16 rumah yang dihuni 86 warga terkena dampak kebakaran yang terjadi pada Minggu (28/5/2017) sekitar jam 10.00, di Jalan Rasamulia, RT 03/08, Bungur, Senen, Jakarta Pusat.
Ipat, Ketua RT 03 menuturkan, banyak masyarakat sekitar yang menduga bahwa pemicu kebakaran lantaran seorang warga bernama Slamet.
Dia bermain korek api di lantai dua rumahnya yang berisi banyak stok bensin.
"Orang itu (Slamet) stres, umurnya 50 tahunan. Biasanya tinggal sama saudaranya, Aris Jaelani. Waktu kejadian, sekitar jam 10.00, saudaranya enggak ada di rumah, lagi jaga parkiran," kata Ipat di lokasi, Senin (29/5/2017).
"Kebetulan kalau enggak lagi jaga parkir, Aris juga jual bensin eceran di depan rumahnya. Nah, nyimpen stok bensin juga di lantai rumah. Pas Slamet main korek di situ, ya kebakaran," sambungnya.
Warga lain, Zulfikar menuturkan bahwa Aris beserta keluarganya yang lain hanya sesekali mendatangi kediaman Slamet.
Sebagian besar keluarga Slamet tinggal di daerah Depok.
"Dari pihak keluarganya, jadi rumah itu memang ditempatin sama Slamet. Keluarganya kebanyakan tinggal di daerah Depok. Kalau datang paling main, pas akhir pekan saja," jelas Zulfikar.
Meski begitu, di kala Aris sedang menjaga parkiran, Slamet terkadang bertugas melayani pembeli.
Zulfikar menyatakan, Slamet masih bisa melakukan transaksi jual beli secara lancar.
"Dia (Slamet) dikasih duit nih misalnya, terus ada kembaliannya, dia ngerti. Beli makan di warung juga ngerti. Transaksi jual beli masih bisa dia. Kendalanya ya hanya enggak bisa komunikasi dengan baik," bebernya.
Pantauan Warta Kota, Slamet terduduk sendiri di pinggir Jalan Rasa Mulya dengan tatapan matanya yang kosong.
Di depannya terlihat pos yang didirikan untuk sementara waktu, sebagai tempat menaruh bahan-bahan keperluan korban kebakaran.
Meski begitu, Slamet tidak sedikitpun tertarik mendekati pos yang diisi banyak orang tersebut.
Zulfikar bersama warga lain yang rumahnya terbakar, hanya bisa pasrah menjalani ibadah puasa di tempat penampungan sementara yang terletak di musala di dalam permukiman warga bagi laki-laki, serta di lantai tiga gedung penyalur rumah tangga yang ada di belakangnya.
Penulis: Rangga Baskoro