Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Transjakarta (TJ) Budi Kaliwono menyampaikan bahwa pihaknya memang tidak menerapkan harga murah dan jasa layanan antar bagi para pembeli sembako yang dijual di halte TransJakarta.
Ia menjelaskan terdapat perbedaan antara penjualan yang dilakukan TransJakarta dengan yang biasa ditawarkan warung-warung sembako.
Jika para pelanggan TransJakarta, khususnya kaum ibu, membeli sembako di halte, tentunya mereka harus membawa pulang sembako belanjaan itu menggunakan tangan mereka sendiri.
"Kalau dari Halte Transjakarta, ibu-ibu beli beras 5 kg, minyak 1 kilo gram, (total) udah 6 kg, nenteng-nenteng sampai rumah," ujar Budi, saat ditemui di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (29/5/2017).
Budi pun membandingkan dengan layanan yang biasa ada di warung dekat perumahan yang sedianya menawarkan jasa antar.
Bahkan tidak sedikit pula warung yang menawarkan jasa 'hutang'.
Sehingga nantinya para pembeli bisa melunasi sembako pada waktu yang disepakati.
"Kalau warung (beli) di rumah kan diantar, malah ada yang ngebon (hutang), bayarnya sebulan sekali, baru ditagih hitungannya berapa," jelas Budi.
Sedangkan jika mereka membeli sembako di Halte TransJakarta harus menggunakan tapping kartu, tidak ada layanan hutang piutang.
Sehingga hal tersebut tentu saja menerapkan sistem yang berbeda dengan apa yang ditawarka warung.
Budi pun memastikan perbedaan sistem tersebut tidak akan mematikan pemasukan pelaku usaha warung.
"Kalau ini harus pakai tapping, jadi kami tidak mematikan warung-warung," kata Budi.
Perlu diketahui, PT Transjakarta telah menjual sembako selama tiga hari sejak Jumat, 26 Mei 2017.