TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan Koalisi Anti Persekusi, Alissa Wahid menyampaikan perkembangan kondisi PMA, remaja pria yang menjadi korban intimidasi dan persekusi oleh sejumlah oknum termasuk anggota organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI).
Ia menjelaskan, saat ini keluarga PMA masih melakukan komunikasi secara aktif dan terus mendapatkan pendampingan oleh aparat kepolisian, dalam hal ini Polda Metro Jaya.
Keluarga PMA, kata Alissa, masih melakukan komunikasi secara aktif dengan Polda Metro.
"Soal keamanan, keluarganya masih terus didampingi oleh Polda, dan keluarga masih berkomunikasi aktif dengan Polda," ujar Alissa, saat ditemui di Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabub(7/6/2017).
Kendati demikian, putri dari Presiden ke-4 RI itu masih mempertanyakan nasib PMA kedepannya, termasuk akan kemana PMA nantinya.
"Tapi setelah ini dia pulang kemana, masih ngambang, karena ini jadi pertanyaan kita juga," katanya.
Namun Alissa memastikan bahwa berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa, penegakkan hukum atas apa yang menimpa PMA, sepenuhnya akan diserahkan pada negara.
"Tapi yang kami dengar dari Mensos, penegakkan hukum akan diurus negara," katanya.
Meskipun Menteri Sosial telah menjamin hal tersebut, Alissa masih ragu pada lingkungan baru PMA nantinya.
Ia menganggap intimidasi dan persekusi yang dialami PMA bisa saja kembali terjadi pads kemudian hari.
"Tapi tidak ada yang jamin lingkungan sosial barunya (PMA) tidak melakukan hal yang sama lagi," ujarnya.