TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi kasus intimidasi dan persekusi terhadap remaja keturunan Tionghoa berinisial PMA (15), perwakilan Koalisi Anti Persekusi, Alissa Wahid mengaku telah melakukan komunikasi secara langsung dengan PMA dan keluarganya.
"Saya berkomunikasi langsung dengan keluarganya, dengan PMA juga," ujar Alissa, saat ditemui di Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/6/2017).
Ia menilai, kondisi remaja lelaki tersebut cukup aman lantaran telah diselamatkan di rumah aman (Safe House) yang disediakan oleh Kementerian Sosial RI.
"Secara khusus, kondisi dia relatif aman, di Safe House-nya Kemensos, jadi saya menilai ini aman," katanya.
Putri dari Presiden ke-4 RI itu kemudian mendapatkan informasi bahwa ketika leuar rumah aman tersebut, PMA sangat berhati-hati.
Keterangan tersebut Alissa peroleh dari ibunda remaja itu.
"Bahkan ibunya bilang, kalau (PMA) mau keluar hati-hati sekali," katanya.
Kendati mengetahui kondisi PMA kini cukup aman, namun ia masih mempertanyakan kelanjutan aktifitas sehari-hari PMA kedepannya.
Meskipun kondisi psikologis PMA telah membaik dan mulai menjalani kegiatan barunya, menulis.
"Tapi pertanyaannya gimana setelah ini? PMA telah jalani beberapa aktivitas di lingkungan Kemensos dan dia cukup ok, dia juga mulai suka menulis-nulis," ujarnya.