News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Beraksi di 23 Lokasi, Komplotan Lampung Raup Rp 1,1 Miliar

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyidik Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat, kembali menangkap dua tersangka perampokan yang disertai penembakan yang menewaskan Davidson Tantono di sebuah SPBU di Daan Mogot, Jakarta Barat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komplotan perampok yang beroperasi di Jakarta dan wilayah lain menjelang Lebaran, dikenal sebagai kelompok Lampung.

Dalam dua bulan terakhir, kelompok tersebut telah merampok di 23 lokasi dan mendapat hasil Rp 1,18 miliar.

Terakhir mereka merampok Davidson Tantono (31) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Daan Mogot, Jakarta.

Korban tewas ditembak di tempat kejadian perkara (TKP), sedang uang Rp 350 juta yang baru diambil dari bank lenyap digondol perampok, Jumat (9/6/2017) lalu.

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Aris Priyono menyebut, komplotan itu, berasal dari desa yang sama di Lampung.

"Saling kenal, dan kebanyakan satu desa, satu kampung. Mulai merampok dari April 2017," ujar Aris saat ketika ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (18/6/2017).

Berdasarkan catatan kepolisian, sejak April 2017-Juni 2017, komplotan ini sudah malang melintang melakukan aksinya lintas provinsi. Komplotan ini memang dikenal sadis dan kerap melukai para korbannya.

Tidak tanggung-tanggung, setiap kali beraksi komplotan ini bisa membawa hasil puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Seperti saat merampok di Tangerang, komplotan ini mengantongi uang Rp 60 juta, di Cidahu Rp 60 juta, Cirebon Rp 10 juta, Rawa Buaya Rp 40 juta, Pesing, Jakarta Barat Rp 80 juta, dan Bekasi Rp 800 ribu.

Selanjutnya merampok uang Pemda Bogor Rp 60 juta, di Kampung Melayu Rp 60 juta, Cidahu Rp 31 juta, Cirebon Rp 60 juta, Kalijodo Rp 80 juta, Cengkareng Rp 20 juta, Taman Topi Rp 40 juta, Ciawi Rp 60 juta, Ciluwer Rp 30 juta, Kampung Melayu Rp 50 juta.

Baca: Kasus Perampokan Davidson, Sang Penebar Paku Dapat Jatah Rp 14 Juta

Kemudian, Pasar Minggu Rp 70 juta, Kalibata Rp 30 juta, Tangerang Rp 20 juta, Kedung Halang Rp 100 juta, Kalimalang Rp 50 juta, Cikarang Rp 150 juta, serta Indovision, Jakarta Barat Rp 100 juta.

Polisi menengarai, komplotan perampok jaringan Lampung ini memiliki anggota lebih dari sepuluh orang. Polisi telah menangkap empat pelaku, yakni DTK, IR, TP, dan M. Mereka memiliki peran berbeda.

Tersangka DTK berperan sebagai pemantau di dalam bank, sedang IR berperan sebagai pemilih target.

Tersangka TP berperan sebagai penggembos ban. Ia memasukkan batang besi payung ke ban mobil yang dipakai Davidson.

Sedang tersangka M berperan sebagai penghambat. Ia mengendarai mobil Daihatsu Xenia untuk menghambat laju kendaraan Davidson.

Pengangguran
DTK merupakan calon Kepala Desa Pardasuka Selatan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. DTK menggunakan uangnya untuk berkampanye.

"DTK dapat Rp 24 juta. Yang lain dapat minimal Rp 14 juta," ujar Aris.

Hasil rampokan terhadap Davidson Tantono (Rp 350 juta) dibagi sesuai peran masing-masing.

Tingkat kesulitan makin tinggi, semakin besar nominal uang yang diperoleh anggota komplotan.

"Pembagian uang hasil perampokan sesuai dengan kemampuan mereka," ujar AKBP Aris Priyono.

Aris mengatakan tersangka DTK memang pengangguran sehingga uang hasil rampokan rencananya mau dipakai sebagai modal kampanye pemilihan kepala desa (pilkades).

"DTK sudah mencalonkan diri, sudah mulai kampanye, cari-cari dan mengumpulkan massa. Dia memang tidak ada kerjaan," ucap Aris.

DTK sudah memiliki tim sukses. Untuk mengumpulkan suara, hingga kemudian terpilih, memang tak sedikit uang yang dibutuhkan. Karena itu, kepada tim suksesnya DTK berjanji menyiapkan dana dalam jumlah besar.

"Sama orang sana yang dipercaya untuk cari massa, (DTK) bilang sudah masalah uang gampang. Nanti saya carikan," kata Aris menirukan ucapan DTK kepada tim suksesnya.

Polisi menembak mati tersangka IR, yang disebut sebagai 'wakil kapten', karena melawan ketika hendak ditangkap di Bogor, Jawa Barat.

Polda Metro Jaya masih memburu eksekutor atau disebut 'kapten' yang menembak Davidson. (tribunnetwork/den)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini