TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph mengatakan, sopir bus transjakarta Koridor 13 (Tendean-Ciledug) terbantu cahaya dari gedung dan bangunan sekitar saat melintas malam hari.
Koridor 13 menggunakan jalan layang yang belum dipasangi lampu jalan sehingga cukup gelap saat dilalui malam hari.
"Kalau uji coba malam ini mungkin memang masih gelap, tapi karena besok hari kerja, harusnya akan ada banyak bantuan dari cahaya gedung sekitar," kata Daud kepada Kompas.com, Minggu (9/7/2017) malam.
Daud menuturkan, sumber pencahayaan yang lain adalah dari lampu halte dan lampu depan armada bus.
Saat uji coba berlangsung malam hari, sopir bus diminta menggunakan lampu jauh untuk mempermudah perjalanan mereka.
Adapun selama uji coba berlangsung, kecepatan bus sekitar 40 kilometer per jam, atau sama dengan saat bus melaju pada pagi hingga siang hari.
Sopir atau pramudi yang nantinya bertugas pada malam hari adalah mereka yang kebagian shift malam, mulai pukul 16.00 sampai 22.00 hingga 23.00 WIB.
Daud juga mengatakan, di rute Koridor 13, ada titik yang harus diperhatikan oleh sopir. Hal itu diungkapkan salah satu sopir yang membawa bus untuk uji coba, Marlon Bernando (33).
"Titik ekstrem hanya satu di Kebayoran Lama, yang harus manuver ke kanan saat mau masuk ke halte," ujar Marlon. Koridor 13 rencananya beroperasi pada 17 Agustus 2017 mendatang.
Pada tahap awal beroperasi nanti, baru tiga dari total 12 halte yang dapat digunakan. Halte yang dimaksud adalah Halte Tendean, Halte Tirtayasa, dan Halte Adam Malik.
Penulis: Andri Donnal Putera
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul: Lintasi Koridor 13 Malam Hari, Sopir Andalkan Cahaya Gedung Sekitar