TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - AKP Dede Suhatmi, seorang personel Brimob yang menjadi korban penusukan terduga teroris di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan tidak banyak berucap ketika ditanya mengenai perasaannya telah menerima anugerah Bintang Mahaputra Nararya dari Presiden Joko Widodo.
Penghargaan tersebut justru akan menjadi pendorong bagi dirinya untuk kembali bangkit dari kelamnya peristiwa penusukan yang dialaminya beberapa waktu lalu.
"Ini momen bagi saya untuk bangkit kembali," ujar Dede usai menerima penghargaan di Silang Monas, Jakarta, Senin (10/7/2017).
Dede mengatakan, peristiwa yang dialaminya akan menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kewaspadaan dan menguatkan dirinya akan tugas yang diemban sebagai pengayom masyarakat.
"Tidak boleh takut. Terus laksanakan tugas-tugas kepolisian, melindungi, mengayomi," kata Dede.
"Kalau kita takut mas, siapa yang akan melindungi?" ucap Dede.
Setelah mendapatkan musibah itu, Dede bersyukur keluarga masih terus memberikan dukungan kepadanya.
"Keluaga sudah siap menerima apapun resikonya. Kepada keluarga, jangan cemas dan khawatir. Ini bagian dari pekerjaan," kata Dede.
Setelah diserang dan mengalami luka pada bagian wajah, Dede mengaku sampai saat ini dirinya belum menjalankan tugasnya lantaran lukanya belum pulih sepenuhnya.
"Belum bisa melaksanakan tugas, masih satu minggu lagi recoverinya. Belum kering," ucap Dede.