TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayatmengatakan rumah susun sederhana milik ( rusunami) kerap disalahgunakan penghuninya.
Bahkan Djarot mengatakan ada rusunami yang digunakan untuk istri simpanan.
"Banyak rusunami yang justru digunakan untuk, mohon maaf, menyimpan istri simpanan, banyak. Saya tahu beberapa rusunami kok (penghuninya) kaya-kaya ya, banyak mobil mewah parkir," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (13/7/2017).
Djarot mengatakan, skema kepemilikan rusunami yang bisa diperjualbelikan membuat Pemprov DKI sulit mengawasi pemilik, penghuni, dan penggunaannya.
Padahal, kata Djarot, Pemprov DKI membangun rumah susun untuk warga yang tidak mampu.
Djarot mengatakan hal itulah yang membuat Pemprov DKI lebih banyak membangun rusun sederhana sewa (rusunawa) karena tidak bisa dijadikan hak milik oleh penghuninya.
"Itu ketika menjadi kepemilikan kami susah mengawasi karena jadi milik dia. Bagaimana kami ngasih sanksi? Kan banyak mobil-mobil mewah di situ," ujar Djarot.
Djarot kemudian mengaitkan penggunaan rusun dengan penertiban permukiman warga Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang direlokasi ke beberapa rusunawa di Jakarta Timur.
Dia mengatakan rusunawa yang ditempati warga boleh diturunkan kepada anak-anaknya tapi tidak boleh dijual kepada orang lain.
"Kalau jadi hak milik (warga) akan tumbuh seperti dulu lagi, jual beli rusun. Para investor yang sudah punya duit masuk untuk beli dengan harga murah lalu dijual lagi untuk investasi. Ini yang kami keberatan," ujar Djarot.
Berita ini sudah tayang di kompas.com berjudul Djarot: Banyak Rusunami Digunakan untuk Istri Simpanan