Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billly
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggaran pembangunan Jakarta Light Rail Transit (Jakarta LRT) akan bertambah.
Diperkirakan anggaran akan bertambah Rp. 200 sampai Rp. 300 miliar menjadi Rp. 22 Triliun dari total anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp. 21,7 Triliun.
Hal itu diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya usai menggelar rapat koordinasi (rakor) LRT di kantor kementerian koordinator bidang kemaritiman (Menkomaritim), Rabu (12/7/2017).
"Total tambahan paling Rp. 200-300 miliar," ungkap Budi Karya pada kesempatan tersebut.
Penambahan tersebut terkait dengan peningkatan teknologi yang disebut dengan Moving Block.
Teknologi ini akan mengatur ketepatan waktu tiba dan berangkat kereta.
Dengan teknologi itu target penumpang pun diharapkan meningkat dari target sebelumnya 270 ribu penumpang menjadi 500 ribu penumpang.
"Penumpangnya bisa mendekati 500 ribu perhari sedangkan pakai fixed cuma 270 ribu per hari. Maka itu saya langsung setuju," ucap Budi Karya.
"Nah ini ada kenaikan lagi biayanya tapi ada kenaikan spesifikasi juga. Karena kita ingin headwaynya lebih pendek. Dari yang tadinya 5 menit jadi bisa 1 menit," papar Budi Karya.
Meski menambah teknologi namun Budi Karya memastikan waktu pengoperasian LRT tetap sesuai target yakni tahun 2019.