TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih periode 2017-2022, Sandiaga Uno menilai sanksi untuk pelaku bullying di sekolah harus dikaji dengan baik.
Termasuk, pencabutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi pelaku bullying.
"Itu perlu dilihat dan dikaji, karena yang efektif yang harus seperti apa," kata Sandi di Universitas Negeri Jakarta, Rawangan, Jakarta Timur, Selasa, (18/7/2017).
Sandi memberikan tips mengatasi bullying seperti perlunya pembenahan secara menyeluruh.
Mulai dari pembenahan di lingkungan sekolah, juga komunikasi dengan siswa dan orang tua siswa.
"Orang tuanya juga harus diajak bicara, lingkungannya juga harus ditata. Pak Anies punya pendekatan sendiri waktu dia menjadi menteri, saya perlu melihat aplikasinya di Jakarta," katanya.
Sandi belum tahu apakah pencabutan KJP terhadap pelaku bullying termasuk adil atau tidak.
Termasuk, apakah pencabutan KJP akan efektif mengurangi aksi bullying di lingkungan sekolah.
"Saya lihat dulu aspek hukumnya seperti apa," pungkasnya.
Sebelumnya aksi bullying kembali terjadi. Bermula dari saling cek-cok, seorang siswi SMP di-bullying di Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Video bullying, sempat viral di media sosial.
Kanit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang Kompol Mustakim menerangkan, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (14/7/2017) sekitar pukul 13.30 WIBdi lantai 3A Thamrin City.
Kejadian bermula karena korban berinisial SB sempat adu mulut sama salah satu terduga pelaku, seorang perempuan.
"Besoknya, korban dihadang di dekat sekolah dan disuruh datang ke Thamrin City," ujar Mustakim saat dikonfirmasi wartawan, Senin (17/7/2017).
Saat korban di Thamrin City, pelaku bersama rekan-rekannya, sudah menunggu korban. Setelah itu, terjadi kekerasan terhadap SB oleh para pelaku. Pihak korban telah membuat laporan polisi di Polsek Metro Tanah Abang.
"Sudah, pokoknya sekarang lagi penyelidikan," kata Mustakim.
video bullying tersebut beredar di media sosial. Video memperlihatkan adanya bullying terhadap siswi SMP. Video berdurasi 50 detik itu, menunjukan beberapa siswa SMP mengeroyok satu siswi yang menggunakan seragam putih.
Siswi itu mendapat kekerasan dari sejumlah siswa-siswi lain. Siswi itu, tak melakukan perlawanan. Bahkan, siswi tersebut disuruh mencium tangan siswa dan siswi yang membullynya. Disebutkan, bahwa lokasinya di Thamrin City.