Lantas, ia berputar balik dan tancap gas mengejarsepeda motor diduga pelaku pencuri amplifier musala tersebut.
Begitu mendekat, Rojali memepet sepeda motor merah tersebut seraya berteriak, "Hai, itu amplifier saya."
Bukannya berhenti, pengendara sepeda motor bebek warna merah itu justru berusaha melarikan diri dengan memacu kendaraannya.
Baca: Warga Galang Dana untuk Istri Korban Salah Tangkap yang Dibakar di Bekasi: untuk Biayai Persalinan
Sejumlah warga dengan sepeda motornya di tepi jalan melihat kejadian itu. Lantas, mereka ikut bergabung melakukan pengejaran.
Kejar-kejaran dari sejumlah warga terhadap sepeda motor yang dikendarai MA tak terelakkan.
Pengejaran terjadi hingga 500 meter sebelum akhirnya MA menghentikan laju sepeda motornya di tepi kali.
Saat pengejaran itu, Rojali mengaku sama sekali tidak pernah berteriak 'maling' kepada MA.
Teriakan maling justru terjadi saat sejumlah warga yang didominasi anak muda sudah berkumpul di tepi kali tempat MA menceburkan diri.
"Saya saat itu juga ikut mengejar. Tapi Demi Allah, Demi Rasulullah, saya tidak meneriaki dia. Justru saya meminta agar dia dilepaskan dan amplifier Musala bisa kembali," kata dia dengan suara tegas.
Baca: Kalau Marah Jangan Pegang Ponsel, Ini Akibatnya
Bersujud
Bogem mentah tidak dapat dihindari, saat MA keluar dari kali dan tersungkur di jalanan.
Rojali masuk ke dalam kerumunan dan meminta tokoh masyarakat setempat menenangkan massa.