TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ulah Faisal Amir (27) yang membekap bayinya hingga tewas, memancing amarah publik jagat maya.
Diketahui, Faisal mengaku merasa kesal dengar tangisan anak perempuannya yang masih berusia tiga bulan, yakni KAA, saat hendak tidur siang.
Buntutnya, Faisal pun membekap kepala bayinya hingga tidak bisa bernapas dan tewas, lalu dia melanjutkan tidurnya.
Peristiwa itu terjadi di kediamannya, di Tower Dahlia 19 Apartemen Gading Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (8/8/2017) siang.
Ulah Faisal yang mengaku tak sengaja itu, memancing amarah banyak pihak, tak terkecuali para pengguna media sosial alias netizen.
Mereka melontarkan amukan dan makiannya melalui kolom komentar TRIBUNNEWS berjudul: 'Astaga! Setelah Bunuh Bayinya, Faisal Masih Sempat Lakukan Hal ini dengan Santai'.
Seperti komentar salah seorang pengguna jejaring sosial Facebook dengan nama Hilda yang menyayangkan peristiwa tersebut.
Menurutnya, jika sang ayah merasa stres dan hendak tidur siang, jangan melampiaskan kemarahan kepada bayinya yang tidak berdosa.
"Ayah macam apa ini? Stres malah bayi sasarannya. Lagian bayi memang biasa rewel. Makanya itu kita harus sayang sama orangtua ketika kita sdh besar dan dewasa. Ibumu juga sama cape nya ngurusi kamu ketika km msh bayi. Kamu kok malah bunuh anakmu sendiri hanya gara2 dia nangis mulu," tulis netizen tersebut.
Netizen lain menyoroti pembelaan pihak keluarga yang mengatakan kelakukan Faisal membunuh bayinya atas dasar ketidaksengajaan.
"Sengaja ataupun tidak. dan telah menghilangkan nyawa seseorang apalagi korban adalah anak nya sendiri yang masih Balita Hukum tetap berjalan sebagaimana mestinya...dan masuk dalam Ranah Hukum Perlindungan Anak yang mana sanksi nya cukuplah berat.." tulis netizen pengguna akun Facebook, Imam Aries.
Ada pula netizen yang menyoroti sikap ibunya yang meninggalkan bayi masih merah bersama bapaknya tanpa pengasuh dan pulang hanya seminggu sekali.
"Kalo msih mikirin bisa tidur siang enak tanpa gangguan, ya jgn punya anak. Yg namanya punya bayi, jgn kan bisa tidur siang 3 jam. Tidur malam pun harus kepotong2 krn bayi yg nangis rewel minta minum atau minta di ayun2."
"Ini nikah siri lg.... tuh ibunya juga kok ya bisa ninggalin anak bayi 3 bln hanya plng 1x dalam satu minggu."
"Kali punya naluri ibu mahh gak bakalan tega en sanggup ninggalin anak bgtu. Jd kedua ortu emang salah en blom siap punya anak. Kasihan anak jd korban, pd hal mahh bayi menangis itu karena ada sesuatu yg gak enak dirasanya. Tambah di pukul ya tambah nangis mas," ujar seorang netizen dengan nama akun Taruli.
Tidur siang terganggu
Merasa kepalanya pusing, Faisal Amir (27) berniat untuk tidur siang, Selasa (8/8) sekitar pukul 14.00, di tempat tinggalnya di Tower Dahlia 19 Apartemen Gading Nias, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Namun di tempat tidur, ada anak perempuannya yang masih bayi, yakni KAA, buah pernikahan siri-nya dengan TN (23), seorang akuntan.
Faisal Amir (FA) merasa kesal mendengar suara tangisan anaknya.
Spontan ia memukul kaki bayi berusia 3 bulan itu dengan menggunakan botol bedak bayi.
Maksudnya supaya KAA menghentikan tangisnya.
Namun ternyata hasilnya sebaliknya.
KAA malah terus menangis.
Emosi Faisal memuncak.
Ia mengambil bantal besar lalu menutupkannya ke wajah KAA.
"Berisik Pak (tangisan) bayinya. Ketika itu saya mau tidur siang. Bayinya terus-terusan nangis. Saya kesal, saya pukul kakinya pakai botol bedak bayi. Masih menangis lagi. Saat itu ada bantal di bawah kepala saya. Saya tarik lalu saya taruh di wajahnya (KAA). Saya saat itu lagi pusing kepala," tutur Faisal di Polsek Kelapa Gading kemarin.
Usai menutupi wajah anaknya dengan bantal, Faisal tidur siang, hingga bangun sekitar pukul 17.00.
Sekitar 3 jam lamanya ia 'terbang ke alam mimpi'.
Selama itu pula muka bayi KAA tertutup oleh bantal besar sehingga kehabisan napas.
"Saya tidur siang sampai sore, pukul 17.00 WIB," ungkapnya.
Menurut Faisal, ketika terbangun dari tidur, ia tidak tahu bila bayinya sudah tidak bernyawa lagi di tempat tidur.
Bangkit dari tempat tidur, Faisal kemudian membuatkan susu untuk anaknya.
Saat ia hendak memberikan susu itu kepada KAA, barulah ia tahu bahwa bayi itu tidak bernapas.
"Saya coba memberi napas buatan, tidak kunjung sadar juga. Enggak ada napas. Saya pun pasrah di situ," ujar Faisal.
Menurut pria yang di KTP-nya tercatat sebagai penduduk Kampung Rawa Denok, RT 5, RW 8, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Kota Depok, tersebut, ia menyesal telah membunuh bayinya sendiri.
"Jujur saya khilaf melakukan perbuatan itu. Menyesal saya. Saya bunuh si kecil karena dia saat itu memang berisik, ketika saya lagi pusing-pusingnya," ujar Faisal.
Pulang seminggu sekali
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Dwiyono, menerangkan bila pelaku membunuh bayinya sendiri dikarenakan bayi itu menangis tak kunjung berhenti.
Diduga kuat pelaku stres karena sudah lama menganggur.
"Jadi memang ada dugaan kuat pelaku ini juga stres karena tak kunjung mendapat pekerjaan tetap. Dia (FA) juga kesal karena si kecil sering menangis. Dia juga sempat memukuli si kecil dengan botol bedak ke kakinya sebanyak tiga kali. Bayi ini, terus menangis. Sehingga FA pun semakin kesal, lalu melemparkan sebuah bantal kepala ke wajah bayi. Setelah itu, FA ini langsung melanjutkan tidurnya," kata Dwiyono.
"Di unit apartemen hanya korban (KAA) dengan FA. Sementara sang istri, TN, tak ada di tempat saat kejadian. Diketahui, TN ini tak pulang ke rumah. TN bekerja selaku pegawai akuntan di Kawasan Sunter, Tanjung Priok, serta pulang ke rumah itu hanya seminggu sekali. Jadi, bisa saja pelaku ini juga stres karena istrinya jarang pulang. Diduga FA pusing mengurus si kecil," jelasnya.
Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Sungkono, mengungkapkan bahwa KAA meninggal karena kehabisan napas.
"Faisal membunuh bayi perempuannya dengan cara menutup wajah sang bayi dengan bantal. Sehingga sang bayi kehabisan napas," ungkapnya.
Olah TKP
Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi, Faisal melihat tubuh anaknya memerah.
Ia juga melihat sang anak mengeluarkan tinja.
"Posisi tubuh bayi miring ke kanan dan sudah mengeluarkan muntah serta buang air besar. Setelah melihat keadaan itu, Fasial langsung membersihkan semuanya, serta menghubungi saksi Lily Salim (50), yang diketahui kerabat pelaku," ucapnya.
Lily yang merupakan warga Jalan Janur Kuning II WH II/23 RT 08/15, Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara, kala tiba di lokasi langsung menghubungi pihak keamanan dari apartemen. Juga menghubungi pihak kepolisian Polsek Kelapa Gading.
"Selanjutnya pihak petugas dari Polsek Kelapa Gading langsung mengadakan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi untuk melihat kondisi korban. Tubuh korban terlihat seperti kemerah-merahan. Selanjutnya untuk mengetahui penyebab kematian bayi ketika itu langsung dilakukan penyelidikan. Dari hasil penyelidikan, ayah dari bayi itu sendiri yang melakukan pembunuhan terhadap bayinya. Pelaku tak bekerja alias nganggur, cuma mengurus bayi saja," ujar Nasriadi.
Akibat perbuatannya, FA, dijerat pasal berlapis yakni Pasal 340 KUHP terkait hal pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP soal pembunuhan dan juga UU 35 Tahun 2014 soal perlindungan anak.
Atas perbuatannya, Faisal diancam hukuman yang lumayan berat.
Apalagi hasil visum terhadap bayi memang ada luka di kaki, lebam.
Sehingga, FA terancam hukuman 20 tahun penjara.
Tidak sengaja
Terpisah, Fira (17) adik kandung Faisal Amir, menyatakan bahwa keluarganya cukup terpukul dengan peristiwa yang menimpa kakaknya.
"Dari tadi pagi, ibu saya dan adik ibu saya, atau om, sudah ke rumah Faisal di apartemen. Sampai sekarang belum pulang,"ujarnya ketika ditemui kemarin.
Fira menegaskan, keluarganya tidak percaya Faisal sengaja membunuh bayinya.
"Kalau setahu kami, bang Faisal enggak bunuh bayinya," katanya.
Menurut Fira, keluarga berharap tuduhan bahwa Faisal membunuh bayinya seperti dalam pemberitaan adalah tidak benar.
"Soalnya kalau dari cerita Bang Faisal ke ibu saya, itu semua kejadiannya gak sengaja," katanya.
Rendy Sadikin/WARTA KOTA