News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus First Travel

Korban First Travel: Bu Anniesa dan Suaminya Senang-senang di Atas Penderitaan Orang Lain

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ummi Suminah, calon jemaah korban penipuan First Travel, saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri. (KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sabtu (25/8/2017) siang, seorang ibu dengan hijab berwarna duduk termenung di tangga depan Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Pusat.

Terlihat tumpukan dokumen berada di pangkuannya. Perempuan berusia 66 tahun itu bernama Ummi Suminah. Dia merupakan salah satu korban atau calon jemaah yang gagal diberangkatkan umrah oleh First Travel.

Dia baru saja mengadukan nasibnya bersama delapan anggota keluarga dan temannya ke Bareskrim Mabes Polri. Ummi merasa bersalah dan menyesal karena mengajak keluarga dan saudaranya menggunakan jasa First Travel untuk berangkat umrah.

Baca: Ultah Pernikahan Emas, Jusuf Kalla Persembahkan Puisi Romantis untuk Istrinya

Kepada Kompas.com, Ummi bercerita bersama anggota keluargnya yang lain sudah mendaftar umrah First Travel sejak bulan Mei 2015. Kemudian mereka telah membayar lunas paket yang ditawarkan perusahaan perjalanan itu pada bulan Januari 2016.

Tiap orang harus membayar paket umrah sebesar Rp 14,3 juta. Dengan rincian, pembayaran Rp 5 juta di periode pertama dan Rp 9,3 juta di periode kedua.

"Awalnya kan karena promo, pemikiran saya kalau promo kan harganya murah, saya jadi tertarik dan ajak keluarga saya yang belum pernah umrah. Namanya orang enggak punya (kurang mampu), kan pasti kepengin ke sana (umrah)," kata Ummi.

Ummi tak diberitahu oleh pihak First Travel mengenai jadwal keberangkatan. Hanya saja, dia diminta membayar lunas paket umrah pada Januari 2016. Adapun paket perjalanan umrah yang dibayarkan sudah termasuk dengan biaya hotel, pesawat, makan, koper, bahan seragam, dan handbag untuk paspor.

Ternyata, beberapa waktu lalu, pihak First Travel mengabarkan padanya untuk menambah biaya Rp 2,5 juta jika ingin diberangkatkan terlebih dahulu.

"Akhirnya dua teman saya nurut, mereka bayar lagi Rp 2,5 juta. Kalau saya sabar saja, tunggu saja dulu, saya enggak mau nambah bayar lagi," kata pemilik lembaga kursus rias penganten di kawasan Cipinang tersebut.

Saat itu, dia masih yakin, First Travel akan memberangkatkan calon jemaahnya untuk umrah. Keyakinannya karena melihat megahnya kantor First Travel yang berada di TB Simatupang.

Selain itu, First Travel juga sudah dikenal selalu memberangkatkan jemaah. Ummi yang mengajak anggota keluarganya pun selalu ditanya kapan mereka berangkat umrah.

Oleh karena itu, dia memberanikan diri menanyakan nasibnya serta anggota keluarganya ke First Travel di TB Simatupang. Hanya saja, dia selalu mendapat jawaban tidak pasti.

Seragam Umrah Sudah Masuk Koper

Ummi jadi merasa tak enak. Sebab, jadwal keberangkatan dua temannya yang sudah membayar lebih juga tak jelas.

"Nah ini kan keluarga saya tahunya ke saya, jadi saya diteleponin terus. Makin lama kok makin tidak jelas, padahal seragam semuanya sudah dimasukin ke koper, ya ini bukan rezeki saya," kata Ummi dengan nada sedih.

Ummi mengatakan, saudara-saudaranya kebanyakan merupakan pedagang bumbu dapur di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat. Dengan penghasilan yang tidak tetap, mereka selalu mengumpulkan uang untuk umrah kepada Ummi.

Kemudian, Ummi yan membayarkan ke pihak First Travel. Terlebih, pembayaran tidak dapat dilakukan dengan mencicil. Namun jumlah yang dibayarkan harus Rp 5 juta dan Rp 9,3 juta.

Saudara-saudara Ummi yang juga sudah tua, ingin sekali berangkat umrah. Sebab, mereka belum pernah beribadah di tanah suci.

"Malah kakak kandung saya yang sudah senang sekali mau berangkat umrah, kemarin tanggal 14 Agustus meninggal karena sakit. Ya Allah," kata Ummi sambil menyeka air mata yang mulai menetes ke pipinya.

Dia menyesalkan First Travel yang tak bertanggung jawab terhadap nasib calon jemaah. Terlebih, setelah mereka mengetahui bahwa uang calon jemaah dipergunakan untuk kepentingan pribadi pemilik First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan.

Berdasarkan penelusuran Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), uang calon jemaah dipergunakan untuk membeli rumah, restoran, dan liburan. Andika, Anniesa, dan adik Anniesa yang juga Direktur Keuangan First Travel, Kiki Hasibuan, telah menjadi tersangka penipuan.

"Di sisi lain, Bu Anniesa harga tasnya saja sudah bisa buat betulin rumahku. Jadi kok Bu Anniesa dan suaminya senang-senang di atas penderitaan orang lain. Mungkin buat Pak Andika dan Bu Anniesa uang segitu enggak berharga, tapi buat kami yang enggak punya dan ngumpulin uang untuk ke Mekah, itu sangat berharga," kata Ummi dengan nada kesal.

Dia dan saudaranya masih tetap berharap dapat diberangkatkan umrah. Asal bukan dengan First Travel. Dia berharap dapat berangkat umrah dengan biro perjalanan lainnya. Jika tidak bisa, Ummi berharap uang para calon jemaah bisa dikembalikan.

Dia berharap, ada aset First Travel yang bisa dijual dan dipergunakan untuk mengembalikan dana jemaah.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: "Mungkin Buat Pak Andika dan Bu Anniesa Uang Segitu Enggak Berharga..."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini