TRIBUNNEWS.COM - Cikarang berpeluang menjadi kawasan sunrise terbaru di Indonesia. Dominasi kawasan industri di kawasan itu memicu membeludaknya populasi penduduk.
Keadaan ini harus diimbangi dengan pembangunan sejumlah properti unggulan.
Dahulu ketika mendengar nama Cikarang, yang pertama kali terlintas di benak adalah kawasan terasing dan terkesan tidak tersentuh oleh pembangunan modern.
Cikarang dahulu hanyalah area persawahan. Kini kondisinya berbeda. Cikarang kini menjadi kota dengan fasilitas lengkap dan akses transportasi yang sangat mudah.
Tercatat tujuh kawasan industri yang ada di Cikarang, antara lain kawasan industri MM2100, Delta Silicon I, EJIP, BIIE, Jababeka I, Jababeka II, dan Delta Silicon II.
Kawasan industri di kota Delta Mas dan Delta Silicon II sendiri berada di bawah Lippo Group.
Keberadaan kawasan industri tersebut secara tidak langsung memantik peningkatan kebutuhan hunian bagi ratusan ribu karyawan di dalamnya.
Saat ini, Cikarang telah menjadi salah satu pusat industri nasional yang nilai ekspornya mampu bersaing dengan Batam. Kawasan Industri di Cikarang merupakan kawasan industri yang potensial mengingat sekitar 3.000 pabrik yang berasal dari 30 negara berlokasi di kawasan tersebut.
Kawasan tersebut mampu menyumbang sebesar 34,46 persen penanaman modal asing (PMA) Nasional, serta 22-45 persen volume ekspor nasional pada tahun 2008 dengan omzet mencapai 35 miliar dollar AS dan 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor.
Cikarang pun menjadi kawasan potensial hunian bagi para pekerja sekaligus kawasan yang bernilai ekonomis.
Sejumlah pengembang telah mengawali kiprah pengembangan properti di sana. Nama besar Jababeka, Lippo, dan Sinar Mas bahkan bertaruh dengan prestasi mereka dalam membangun kawasan Cikarang, khususnya dari sisi image.
Membangun image bukanlah pekerjaan mudah. Selain harus bermodalkan perjuangan waktu dan tenaga, faktor kesiapan modal menentukan kinerja developer untuk bertahan atau padam di tengah jalan.
Sebagai salah satu kota industri yang sedang berkembang pesat di timur Jakarta, di Cikarang terdapat ratusan bahkan ribuan perusahaan. Baik yang berasal dari mancanegara maupun perusahaan dalam negeri.
Perusahaan tersebut memenuhi beberapa kawasan industri yang berada di Cikarang. Kabupaten Bekasi akhirnya menjadi kota industri menggantikan Jakarta yang semakin padat.
Seperti kota industri lainnya, Cikarang dibanjiri pendatang dari luar daerah. Sebagian besar dari mereka adalah buruh pabrik yang bekerja di kawasan industri.
Ada juga pekerja sektor informal yang mendukung maraknya kawasan industri tersebut dan tenaga kerja asing yang jumlahnya mencapai sekira 10 ribu orang.
Transformasi total
Bermula dari ditunjuknya Cikarang sebagai kawasan industri oleh pemerintah pada tahun 80-an, pembangunan gedung-gedung perkantoran dan pabrik serentak mengubah wajah Cikarang.
Kawasan industri itu pun semakin menarik sebagai lahan investasi terkini dan terdepan.
Jika berkunjung ke Cikarang saat ini, Anda akan ditemui suasana baru layaknya kota mandiri yang terus-menerus digenjot roda pembangunan tiada henti.
Di Cikarang Utara, misalnya, sedang dilangsungkan pembangunanapartemen oleh Lippo Group yang bernama Meikarta.
CEO Lippo Group James Riyadi mengklaim, megaproyek tersebut merupakan investasi terbesar yang pernah dikerjakan Lippo Group sejak berdiri 67 tahun silam.
"Meikarta diharapkan menjadi yang paling penting. Jadi pusat industri di Indonesia, Shenzhen-nya Indonesia," kata James.
Sebelum itu, gedung perkantoran dan apartemen direncanakan siap huni pada Desember 2018.