"Ancaman nggak cuma saya doang yang terima. Agen-agen lainnya juga menerima ancaman. Bahkan teman-teman saya yang ikut pasarkan travel ini, saking frustrasinya, sampai ada yang mau bunuh diri. Ada juga dua orang yang sampai diceraikan istrinya," tutur Yopi.
Tak hanya itu, Yopi menceritakan ada jemaahnya yang hanya tukang batu bata. Ia mengumpulkan uang sehari Rp 5.000 sampai Rp 10.000 selama delapan tahun.
"Sekarang jemaah itu sampai sudah tidak bisa menangis lagi. Dia pasrah," ceritanya.
Harga murah
Selasa kemarin, puluhan orang yang mengaku menjadi korban travel umrah KRK melaporkan sang pemilik Ali Zainal Abidin ke Bareskrim Polri.
Beberapa di antara mereka sudah mendaftar sejak Desember 2015 namun hingga kemarin belum berangkat juga.
Seorang korban, Herman (58), menuturkan bahwa pemilik travel selalu menjanjikan untuk memberangkatkan mereka semua. Namun hingga kini janji tersebut tak juga dipenuhi.
"Pendaftaran dibuka sejak awal tahun 2015, kemudian ada sekitar 2000 jamaah yang diberangkatkan. Terakhir memberangkatkan Desember 2015, kuotanya banyak dari seluruh Indonesia, Ada yang dari Lampung, Yogyakarta, Bandung, Kalimantan, Surabaya, Jabodetabek, dan lain sebagainya," ucap Herman.
Baca: Suara Mirip Petasan Jelang Salat Idul Adha Akhiri Cekcok Mulut Indria-Abdul Malik
Murahnya harga paket umrah yang berkisar Rp 11 juta hingga 17 juta, menyebabkan mereka tergiur.
Tak hanya perorangan yang tertipu, namun juga sejumlah agen kecil yang mendaftarkan beratus-ratus calon jemaah ke KRK.
Hal yang dialami oleh para calon jemaah KRK, sambung Herman, sama seperti yang dialami oleh korban First Travel.
Pihak penyedia jasa selalu mengucapkan janji tanpa realisasi.
Awalnya sesuai janji