TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Tetangga rumah Indria Kameswari seorang pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN), Eva menceritakan keluarga Indria sempat mengungkapkan kekhawatirannya atas nasib putrinya selama menikah dengan Abdul Malik Azis sejak pertama kali.
Keluarga, ungkap Eva, merasa Abdul Azis bukanlah seorang pria yang baik dan mampu untuk menjalin rumah tangga dengan Indria yang bekerja sebagai Staf Balai Diklat BNN yang terletak di Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu.
Baca: Cekcok Mulut Antara Indria Dengan Suaminya Sering Terjadi dan Kedengaran Hingga Keluar Rumah
“Keluarga sih yang bilang. Mereka sempat khawatir dari awal nikah. Khawatir atas apanya sih saya tidak nanya-nanya ya. Tapi mereka bilangnya, takut kalau kejadian berantem atau nanti bertengkar gitu,” ucap Eva di rumahnya, Bogor, Selasa (5/9).
Diceritakan olehnya, perkenalan keduanya berawal dari media sosial dan kemudian pasangan suami istri itu dikaruniai seorang anak yang baru berusia empat tahun. Abdul Azis juga sempat mengaku kepada keluarga bahwa pernah menempuh pendidikan di Amerika Serikat sebelum meminang Indria.
Tetangga, menurut Eva, baru mengetahui belakangan, ternyata Abdul Azis memiliki profesi sebagai Debt Collector mobil. Pasalnya, selama ini Pak Abdul, begitu sapaan tetangga, jarang pulang ke rumah, hanya terlihat pada akhir pekan.
Baca: Ketakutan Keluarga Sebelum Indria Menikah dan Profesi Sang Suami yang Sering Berganti-ganti Mobil
Saat pulang, Abdul sering terlihat membawa mobil yang berbeda, baik dari mobil sedan tipe terbaru dan juga mobil MPV model terbaru. Beberapa kali terlihat membawa mobil biasa, sehingga tetangga menilai, dia berprofesi sebagai pemilik dealer mobil bekas.
“Setiap minggu mobilnya beda-beda. Kadang Camry, kadang Fortuner, kadang Avanza. Kalau terakhir kemarin itu ya pakai Ertiga sebelum kejadian,” ucapnya.
Sementara sang istri, Indria, hanya memakai motor matic untuk kendaraan sehari-hari. Tidak jarang, dia juga hanya menitipkan motor itu ke Pos Satpam yang berada di depan dan menaiki angkot sampai di tempat kerjanya yang menempuh waktu sekira satu jam dari perumahan River Valley, Bogor.
“Naik angkot sih biasanya dari depan. Di sini dia pakai motor matic,” kata Eva.
Seperti diketahui, petugas gabungan dari kepolisian dan BNN telah menangkap terduga pembunuh Indria Kameswari (38), seorang pegawai BNN, yang terjadi di Lido, Bogor, Jawa Barat.
Baca: PNS Cantik Korban Pembunuhan Suaminya Selalu Naik Angkot Saat Berangkat Kerja dan Berdandan Biasa
Terduga pelaku berinisial AM ditangkap di Kepulauan Riau pada Minggu (3/9/2017) malam. AM diketahui merupakan suami korban yang sempat menghilang usai jasad Indria ditemukan tewas oleh warga sekitar di rumah kontrakannya, di Perumahan River Valley, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Sering Cekcok
Di rumah kontrakan type 45 itu, dalam beberapa minggu terakhir, sering terdengar kata-kata kasar yang terlontar dari mulut pasangan suami-istri itu. Bahkan, sempat juga kata-kata itu dilontarkan untuk memarahi sang anak yang berusia balita.
Eva mengatakan warga yang berada di sekitar kediaman pegawai BNN itu, tidak ambil pusing dan menilai pertikaian rumah tangga adalah hal yang wajar dan tidak perlu dicampuri lebih dalam. Begitu juga saat diceritakan oleh pembantu rumah tangga mereka yang sempat mengatakan semakin lama, semakin sering pertengkaran tersebut.
“Kalau kami sih wajar lah kalau bertengkar. Tapi belakangan mulai sering cekcok. Lumayan kedengaran ke luar rumah. Enggak pagi, enggak siang, enggak malam. Kalau ketemu, mereka berantem. Kadang istrinya yang kencang, kadang suaminya yang kencang,” ungkapnya.
Namun begitu, Indria dikenal cukup ramah dengan tetangga sekitar rumah. Gaya pakaian dan make up yang dipakai juga tidak menunjukkan wanita berusia 38 tahun itu merupakan orang yang ‘berada’. Begitu juga saat Indria pergi ke kantor pada sekira pukul 06.00WIB setiap harinya.
Saat bertemu di pasar, Eva mengatakan, Indria sama halnya dengan ibu-ibu lainnya, tanpa perhiasan, tanpa dandanan yang tebal atau memamerkan barang-barang miliknya.
“Sama saja seperti ibu-ibu. Biasa, semuanya mah biasa saja,” tukasnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh petugas keamanan setempat, Arie yang mengatakan Indria sering memberikan makanan kepada satpam yang berjaga saat mengambil motornya yang dititipkan di pos satpam.
Senyum dan saling bertegur sapa, merupakan keseharian Indria saat mengontrak di lingkungan itu. Selama ini petugas keamanan menyapa Indria sebagai Ibu BNN, karena hanya dia yang bekerja di lembaga itu yang ada di lingkungan.
“Kalau suaminya justru yang jarang senyum. Jarang datang juga ke rumah soalnya,” jelas Arie.