TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu kota kembali digegerkan dengan dibongkarnya pesta seks pria sesama jenis atau gay.
Bulan Mei 2017 lalu, pesta gay dibongkar Polres Jakarta Utara di kawasan Kelapa Gading.
Kemarin malam, gantian Polres Metro Jakarta Pusat membongkar pesta gay dari TI Sauna yang berada di Ruko Plaza Harmoni Blok A, Jalan Suryopranoto, Gambir, Jakarta Pusat.
Lokasi pesta gay ini berjarak sekitar 1 kilometer dari kawasan Istana, tempat Presiden Joko Widodo dan para pembantunya berkantor setiap hari.
Posisinya yakni seberang Kantor Sekretariat Negara (Setneg).
Dari pagar terluar Setneg, untuk menuju lokasi spa tersebut cukup berjalan kaki tak sampai 10 menit.
Dari hasil penggerebekan, diamankan 51 orang pelaku dan penyelenggara pesta gay. Saat diamankan, sebagian sedang melakukan hubungan sesama jenis.
Baca: Setya Novanto Disebut Jadi Ancaman bagi Golkar
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono menjelaskan, pengungkapan pesta gay ini berawal dari informasi masyarakat bahwa ada tempat yang diduga menyediakan prostitusi sesama jenis (LGBT) di TI Sauna.
Berbekal informasi tersebut, Jumat (6/10/2017) sekitar pukul 22.00 WIB, tim yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung melakukan penggerebekan.
"Didapati hasil ditemukan prostitusi sesama jenis (LGBT), kemudian dilakukan penangkapan terhadap 7 orang selalu karyawan dan 51 orang sebagai pelaku LGBT," kata Argo Yuwono dalam jumpa pers di Polres Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2017).
Para pelaku pesta seks dan pengelola TI Sauna, selanjutnya dibawa ke Polres Metro Jakarta Pusat. 51 orang ini lantas didata dan diperiksa.
Dari 51 itu orang itu terdapat 7 warga negara asing (WNA). Yakni empat 4 orang asal China, 1 orang Singapura, 1 orang Thailand, dan 1 orang Malaysia.
Penyidik kemudian menetapkan enam tersangka yakni GG, GCMP, NS, TS, KN, dan HI.
"Dari enam tersangka ada satu yang DPO inisial HI, dia pemiliknya," jelas Argo.
Menurut Argo, keenam tersangka memiliki peran masing-masing seperti pemilik sauna, karyawan, penyedian barang seperti kondom dan sex toys dan pengelola.
Sedangkan usia para pengujung T1 Sauna sekira 20 sampai 30 tahun. Untuk pekerjaan ada yang karyawan, mahasiswa, dan pengangguran.
Baca: Aditya dan Hakim Sudiwardono Bikin Janji Bertemu untuk Serah Terima Uang, Kodenya Pengajian
Harga Rp 165 Ribu
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Suyudi Ario Seto menjelaskan, sauna tersebut diduga sudah lama beroperasi di Ruko tersebut.
Untuk menyamarkan operasinya, lokasi itu dikemas menjadi tempat Spa dan Gym.
Pengunjung yang hendak masuk, diwajibkan membayar Rp 165 ribu.
"Bayar Rp 165 ribu, itu dikasih kontrasepsi dan pelumas," jelas Kombes Suyudi.
Hal senada disampaikan Kombes Argo, bahwa izin tempat tersebut adalah murni untuk spa.
"Izinnya murni spa. Mengenai berapa perputaran uangnya di situ, belum bisa kami sampaikan," jelas Argo.
Pada saat ke tempat tersebut, para pengunjung biasanya membawa pasangan sesama jenis dari luar atau bisa memesan di tempat tersebut.
"Ini tempat Spa dan Gym bisa sendirian bisa berdua, sudah pasangan kemudian masuk ke tempat spa itu," ungkap Kombes Suyudi.
Saat dibawa ke Polres Jakarta Pusat, ke-51 pelaku pesta gay ini menutupi wajahnya dengan kaos atau baju. Mereka terus menunduk malu ketika diabadikan dengan kamera.
Kedok
Salah satu Office Boy yang bekerja di T1 Sauna mengungkapkan bahwa segala fasiltas Spa dan gym di lokasi tersebut hanyalah kedok.
"Tidak ada spa hanya kedok," ujar OB TI Sauna yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu salah satu pengujung yang juga saat ini tengah diamankan di Polres Metro Jakarta Pusat mengaku bahwa ia datang ke tempat tersebut hanya untuk olahraga gym.
Pria yang enggan disebutkan namanya ini mengaku seminggu sekali datang ke lokasi tersebut, dan ia pun mengaku mengatahui lokasi tersebut dari internet.
"Saya datang sendiri, kadang seminggu sekali, tahunya dari google, kalau untuk tarif bervariasi antara Rp 165 ribu, tapi ada juga yang murah," kata pria selalu menundukkan kepala dan menutupi wajahnya ini.
Kombes Argo Yuwono menambahkan saat dilakukan penggerebekan, suasana di lokasi gelap sehingga tidak diketahui pasti apa yang dilakukan.
"Suasana gelap, sehingga akan kita cek saksi tersebut, nanti kami akan sampaikan kembali," kata Argo. (warta kota/tribunnews/han/ter)