TRIBUNNEWS.COM, BANJAR - Nayan (60) memandang lega menyaksikan embung yang kembali terlihat terisi dengan airnya yang bening. Embung yang luasnya mencapai 3 hektare tersebut juga cukup indah sehingga bisa menjadi tempat wisata baru bagi warga di sekitarnya.
Selama dua tahun, embung yang berusia 30 tahun tersebut mengalami pendangkalan hebat akibat aktivitas tambang batubara. Selama itu, mereka tidak bisa lagi menggunakan airnya.
Baca: Bos First Travel Sedih Lihat Barangnya Banyak Hilang Usai Digeledah Polisi
Warga bersyukur, PT Cintapuri Pratama (PT CPP) telah bertanggung jawab dengan melakukan normalisasi embung dan sungai di kawasan Rt3 Desa Surian Hanyar Kecamatan Cintapuri, Banjar.
Menurut Nayan, Embung ini dibangun sekitar tahun 1980. Tujuannya, memang untuk sumber air warga terutama ketika kemarau.
Bertahun-tahun, ujar mantan Ketua RT 3 Desa Surian Hanyar ini embung ini menjadi sumber mata air ketika warga kesulitan air pada saat kemarau.
Tetapi, semenjak terdampak endapan lumpur dari lokasi tambang embung mengalami pendangkalan hebat sehingga tidak bisa lagi digunakan.
"Alhamdulillah kami bersyukur perusahaan mau bertanggung jawab menormalisasi embung. Selama tiga bulan, alat berat mengangkat lumpur dari embung," terangnya.
Sudah satu bulan ini embung selesai dinormalisasi dan berfungsi seperti semula. Anak-anak pun ramai setiap sore mandi di embung.
Baca: Honda Perkenalkan 3 Mobil Konsep yang Mampu Menganalisa Psikologis Pengemudi
Embung ini cukup indah sehingga bisa menjadi tempat wisata. Perusahaan, juga telah menabur 1500 ekor ikan lele dan 500 ekor nila.
"Embung ini cukup indah disekelilingnya pohon karet. Cukup menarik untuk tempat wisata. Bisa nanti, ditaruh bebek air," katanya.
Ketua RT 3 Desa Surian Hanyar Ramli mengaku lega karena perusahaan bertanggung jawab menormalisasi embung. Tidak itu saja, sungai juga dinormalisasi dan dibuatkan tanggul sehingga air sungai tidak lagi membanjiri rumah mereka.
Saat ini, perusahaan juga menjanjikan membangunkan sumur bor. Ada dua titik Di sekitar permukiman warga di RT 3 yang terdampak aktivitas tambang batubara yang akan dibangun.
"Beberapa hari ini pembangunan sumur bor sudah berjalan. Kami lega, karena dua tahun ini warga kesulitan air karena dampak aktivitas batubara membuat air sumur masam tidak bisa dikonsumsi," ujarnya.
Camat Cintapuri Darussalam H Suyitno mengaku senang karena permasalahan yang dihadapi warga sudah ada penyelesaian. PT CPP, sudah bertanggung jawab menormalisasi embung serta sungai yang tertutup lumpur.
"Perusahaan juga, akan membangunkan sumur bor," ungkapnya.(Banjarmasin Post/Hari Widodo)