TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa keluarga korban mendatangi Posko Ante Mortem korban ledakan pabrik petasandi Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Sabtu (28/10/2017).
Hingga pukul 11.30 WIB, terpantau ada empat keluarga korban ledakan pabrik mercon yang mendatangi Posko Ante Mortem di RS Polri.
Dua di antaranya adalah keluarga karyawan pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya bernama Asep Angga Putra Gunawan (21) dari Rangkasbitung, Lebak, Banten, dan keluarga Iyus asal Cililin, Bandung, Jawa Barat.
Baca: Sekjen PKB: Sumpah Pemuda Jangan Sekadar Jadi Fosil Sejarah
Keduanya diduga menjadi korban ledakan pabrik mercon yang terjadi pada Kamis (26/10/2017) silam.
Samsul Mu'in (41), paman Asep berharap bahwa keponakannya itu berada di RS Polri Kramat Jati.
"Saya ke sini mencari Asep, keponakan saya yang kerja di pabrik itu," kata Samsul di Posko Ante Mortem RS Polri, Sabtu (28/10/2017).
Samsul datang ke posko dengan membawa sejumlah dokumen seperti kartu keluarga, foto Asep, dan juga ijazah milik keponakannya tersebut.
Sebelum mencari ke RS Polri, Samsul mengaku telah mencari keberadaan Asep ke sejumlah rumah sakit yang ada di Tangerang.
"Di RSIA BUN, di Mitra Husada, dan RSUD Tangerang enggak ada. Terakhir mencari di sini (RS Polri) mudah-mudahan ada. Saya ke sini lapor membawa ijazah dan foto Asep juga. Mudah-mudahan dia ada di sini," kata Samsul.
Baca: Ini Kriteria Pemuda Zaman Now Menurut Zulkifli Hasan
Samsul menambahkan, keponakan tercintanya itu baru bekerja di pabrik mercon selama dua bulan.
Terakhir mereka saling berkomunikasi pada Senin (23/10/2017).
Menurut keterangan Samsul, Asep sempat mengirimkan foto tempatnya bekerja di pabrik.
"Dia itu kerja di bagian mesin. Pas saya lihat fotonya, saya bertanya, kok kerjaannya bahaya begitu, nah dia jawab itu kerjaan cuma sementara nanti mencari lagi," ucap Samsul.
Namun, sebelum Asep bisa mendapatkan pekerjaan baru, keberadaannya justru tidak diketahui sampai saat ini dan diduga menjadi korban ledakan pabrik mercon tempatnya bekerja.
Pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya ini meledak pada Kamis (26/10/2017) pukul 09.00 WIB. Pihak pemadam baru tiba pukul 10.30 WIB dengan sebelas mobil pemadam.
Saat itu, kondisi gerbang terkunci. Untungnya, warga setempat sempat membobol tembok gudang untuk menyelamatkan para karyawan yang terjebak di dalam. Api berhasil dipadamkan pada pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan data sementara ada 103 pekerja yang berada dalam pabrik tersebut. 47 di antaranya ditemukan tewas, sementara 46 orang lainnya mengalami luka-luka.(RIDWAN AJI PITOKO)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Saya Bertanya, Kok Kerjaannya Bahaya Begitu?"