News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hiburan Malam di Ibukota

Hikayat 'Surga Dunia' di Hotel Alexis, dari Izin Usaha Disetop hingga Nasib Karyawan

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah Hotel Alexis di Jalan RE Martadinata No 1, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (24/2/2016). Nama hotel ini ramai diperbincangkan setelah kawasan Kalijodo ditertibkan. (Warta Kota/alex suban)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 'Surga dunia', istilah ini terlontar dari mulut Basuki Tjahaja Purnama saat masih menjabat Gubernur DKI.

Ketika itu, pria yang karib disapa Ahok tersebut memarahi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Catur Laswanto.

Sebab, Catur menyebut tidak ada praktik prostitusi maupun pekerja seks komersial (PSK) di Hotel Alexis, Jakarta Utara.

"Saya baru saja marahin Kadisparbud, apaan ngomong Alexis enggak ada pelacuran. Saya bilangin ke dia, 'Bilang saja ada (prostitusi di Alexis),'" kata Ahok seperti dikutip dari KOMPAS.com pada berita yang dipublikasikan 16 Februari 2016 silam.

Baca: Alexis Ditutup, Mohamad Taufik Ingatkan Ini Kepada Pemprov DKI

Catur pun kembali mengecek Hotel Alexis, hingga kemudian melapor kepada Basuki.

"Begitu sudah turun, dia bilang, 'Waduh Pak, semua jenis (PSK) dari negara-negara ada, Pak,'" kata Ahok seraya tertawa.

Lantas, Ahok bertanya kepada Catur, apakah Pemprov DKI Jakarta dapat menutup Hotel Alexis.

Catur mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tidak memiliki bukti aktivitas prostitusi di sana.

Baca: Sandiaga Uno Sebut Penutupan Alexis Sebagai Pecah Telur

Hal itu sesuai dengan laporan petugas yang turun ke lapangan.

Bahkan, Ahok menyebut prostitusi kelas atas di Hotel Alexis terdapat di lantai 7.

"Di hotel-hotel ada enggak prostitusi? Ada. Prostitusi artis di mana? Di hotel. Di Alexis itu, lantai 7 surga dunia lho. Di Alexis, surga bukan di telapak kaki ibu, tetapi di lantai 7," kata Ahok.

Waktu berlalu, jabatan Gubernur DKI pun kini berpindah tangan ke sosok mantan Menteri Mendikbud, Anies Baswedan.

Izin tidak diperpanjang

Nasib 'surga dunia' tersebut kini berada di titik nadir, karena izin usahanya tidak diperpanjang lagi.

Ya, Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Uno, tidak memperpanjang izin usaha Hotel dan Griya Pijat Alexis.

Surat tidak diperpanjangnya izin usaha Alexis telah diterbitkan pada Jumat (27/10/2017).

"Kita mengambil keputusan untuk tidak meneruskan izin usaha bagi Alexis," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (30/10/2017), seperti dikutip dari KOMPAS.com.

Baca: Begini Aktivitas Hotel Alexis Terkini Setelah Izin Usaha Tidak Diperpanjang

Alasannya: salah satunya yakni banyaknya keluhan dari masyarakat.

"Kita tegas, kita tidak menginginkan Jakarta menjadi kota yang membiarkan praktik-praktik prostitusi dan kita mendengar laporan, mendengar keluhan dari warga, dan juga pemberitaan-pemberitaan," kata dia.

alexis nih2 (Glery Lazuardi/Tribunnews.com)

Tapi, Anies enggan merinci bukti-bukti yang dikantongi Pemprov DKI Jakarta.

"Ada, ada laporan-laporan, dan lain-lain. Masa mau dirinci praktik gitu," ucap Anies.

Selain adanya dasar untuk tidak memperpanjang izin Alexis, Anies juga menegaskan langkahnya untuk memenuhi janji kampanyenya pada Pilkada DKI.

Nasib karyawan

Usai izin usaha Alexis tidak diperpanjang, nasib karyawannya pun dipertanyakan.

Salah satunya disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta Gea Hermansyah.

Gea meminta Anies memikirkan nasib para pekerja dan mereka yang bergantung dengan usaha Hotel dan Griya Pijat Alexis.

"Bagaimana nasib karyawannya, nanti mereka mau kerja apa? Bagaimana sumbangsih pendapatan daerah dari tempat hiburan di Jakarta, jangan sampai Pak Anies terjebak dengan keputusannya menutup Alexis," kata Gea seperti dikutip KOMPAS.com.

Baca: Setelah Alexis, Gubernur Anies Didesak Tutup Tempat Hiburan Malam yang Ada Prostitusinya

Hal yang dimaksud oleh Gea adalah kekhawatiran akan adanya dorongan dari pihak lain yang sengaja memanfaatkan situasi untuk menutup tempat hiburan yang lain setelah Alexis.

Menurut Gea, bukan tidak mungkin ke depan Anies didesak agar tempat hiburan lain ditutup juga, sementara pengusaha di sana selama ini menjalankan kewajibannya dan tidak ditemui masalah yang melanggar hukum.

"Bayangkan, kalau ada berapa puluh pengusaha hiburan di Jakarta tutup, bagaimana? Apalagi dalam waktu dekat Jakarta akan jadi tuan rumah Asian Games tahun depan, akan kedatangan banyak tamu dari luar negeri," kata Gea.

Dia menjelaskan, konsep tempat hiburan di Jakarta adalah one stop entertainment.

Adapun istilah griya pijat saja sebenarnya diberikan oleh pemerintah daerah, sehingga Gea meminta agar keputusan menutup Alexis ditinjau ulang dan pelaku usaha hiburan agar dibina di bidang kepariwisataan.

Sampai saat ini, Anies belum menjelaskan secara detil apa alasan dan bukti yang mendukung keputusannya tidak memperpanjang izin usaha Alexis.

Anies hanya menyebut dasar keputusan tersebut dari laporan masyarakat, media sosial, dan pemberitaan tentang dugaan praktik prostitusi di sana.

KOMPAS.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini