TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar optimis MRT Jakarta akan beroperasi sesuai jadwal yang telah ditentukan yakni Maret 2019.
Hal itu disampaikannya ketika dirinya menghadiri pemasangan terakhir dari box girder jalur layang MRT Jakarta di seberang RS Siloam, Jalan Kartini, Cilandak, Jakarta Selatan.
Optimisme William diyakini lantaran telah tersambungnya seluruh jalur layang dan bawah tanah MRT Jakarta, yakni koridor Lebak Bulus hingga koridor Bundaran HI.
Baca: 9.810 Meter Jalur Layang MRT Jakarta Telah Tersambung
"Seluruh jalur layang kini telah tersambung dengan dipasangnya box girder terakhir di seberang RS Siloam, Jalan Kartini, Cilandak, Jakarta Selatan. Hal ini membuat kami optimis MRT Jakarta akan beroperasi sesuai jadwal pada Maret 2019,” ujar William, Selasa (31/10/2017).
Diberitakan, jajaran direksi dan komisaris PT MRT Jakarta meninjau pemasangan terakhir box girder jalur layang MRT Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Secara teknis, pembuatan struktur jalur layang sepanjang 9.810 meter itu dilakukan dengan membangun viaduct (jembatan yang tersusun dari spans) yang terhubung dengan tiang kolom.
Viaduct ini sendiri terdiri dari lima bagian, yaitu struktur fondasi, pile cap, pier column, pierhead, dan box girder.
Baca: KPAI Dalami Dugaan Perundungan Anak SD di Jaktim
William mengatakan hingga 25 Oktober 2017, perkembangan konstruksi MRT Jakarta telah mencapai 83,07 persen dengan rincian struktur layang sebesar 74,64 persen dan struktur bawah tanah sebesar 91,57 persen.
Diketahui, terdapat sekitar 13 stasiun yang sedang dibangun saat ini. Stasiun tersebut antara lain 7 stasiun layang (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja), serta 6 stasiun bawah tanah (Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia).