TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Opick, anak enam tahun itu hanya bisa terdiam memandangi ayahnya, Bayong (30), dan neneknya, Suriah (38), yang tengah menangis tertunduk di depan peti jenazah di kamar janazah RS Polri, Kramat Jati, Rabu (1/11/2017) petang.
Peti tersebut berisi jenazah ibunda Opick, Julianah (23). Ia menjadi satu dari 48 jenazah korban kebakaran PT Panca Buana Cahaya Sukses di Kosambi, Tangerang, Banten, Kamis (26/10) lalu.
Sore itu di depan kamar jenazah, Bayong dan ibu mertuanya, Suriah, mengikuti prosesi serah terima jenazah serta doa yang dipimpin oleh tim DVI Polri.
Keduanya tampak terus terisak saat menengadah kedua tangannya di tengah pembacaan doa untuk almarhumah Julianah. Sesekali keduanya menyeka air di matanya yang telah memerah.
"Amin.. Amin..," ucap Bayong dengan terisak di depan peti jenazah istrinya.
Opick yang masih anak-anak terlihat terus memandangi ayah dan neneknya yang terus menangis di depan jenazah Julainah.
Ia juga sesekali kebingungan dengan banyaknya awak media yang meliput prosesi serah terima jenazah itu.
Julianah adalah satu dari empat jenazah korban kebakaran PT Panca yang teridentifikasi dan diserahkan oleh tim DVI Polri kepada keluarga masing-masing pada Rabu kemarin.
Bayong menceritakan, anak tunggalnya, Opick yang masih berusia enam tahun itu belum mengetahui dan belum paham jika ibundanya telah meninggal akibat kebakaran di tempat kerjanya.
Baca: Anies Baswedan ke Pengelola Alexis: Hentikan Semua Kegiatan Prostitusi
Baca: Sudirman Said: Reklamasi Tetap Harus Stop, Pulau yang Sudah Jadi Akan Dimanfaatkan
Ia pun terpaksa menutupi kejadian meninggalnya Julianah kepada sang anak. Ia mengatakan kepada anaknya itu jika sang ibunda tengah pergi jauh untuk melaksanakan ibadah atau naik haji.
"Saya coba menenangkannya. Dia kalau sedang di kamar mandi suka tanya, 'Mama dimana, mama dimana'. Dia berkali-kali tanya itu ke saya sejak hari kejadian Kamis kemarin. Saya kasih tahu dia kalau mama pergi haji. Dia tanya lagi, 'Memang mama pergi haji?' Yah, saya jawab mamanya lagi naik haji," ucap Bayong lirih.
Bayong meyakinkan anaknya tersebut akan mengetahui tentang nasib ibundanya yang sebenarnya kelak di kemudian hari.
Bayong mengenang sosok istri tercintanya tersebut.
"Yang paling ngangenin itu senyumnya. Apalagi kalau pakai baju kebaya. Makanya ini baju kebayanya almarhumah saya akan simpan terus di rumah," ungkapnya.
Selain melihat baju kebaya, Bayong pun kerap melihat foto pernikahannya dengan Julianah pada saat malam hari untuk sekedar melepas rasa rindunya.
"Kalau kangen, saya lihat wajah dia di foto pernikahan kami," ujarnya.
Rencananya jenazah Julianah akan dimakamkan di kampung halaman, di Rangkas Bitung, Lebak, Banten.