TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini proyek pedestrian trotoar terus dikerjakan oleh Dinas Bina Marga, bahkan sejumlah trotoar sudah terlihat bentuknya.
Baca: Spesialis Pembobol Toko dan Rumah Ditangkap Polsek Denpasar Barat
Tak hanya itu trotoar yang sudah rampung pengerjaanya memang terlihat lebih rapi dari pada trotoar sebelumnya.
Tapi trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki ini, justru dimanfaatkan oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL).
Tentunya hal ini sangat disayangkan menginggat pengerjaan trotoar memakan biaya yang cukup besar.
Pemandangan PKL yang menempati trotoar memang menjadi tugas Pemprov untuk melakukan penertiban, namun belakangan ini penertiban tersebut seakan hilang, bahkan dinilai dibiarkan.
Seperti halnya yang terjadi dikawasan Jakarta Timur tepatnya di Jalan Jatinegara Timur Dua, puluhan PKL terlihat bebas mengelar lapaknya di atas trotoar.
Padahal trotoar yang mereka gunakan baru saja diselesaikan, bahkan mereka tidak merasa khawatir mengelar lapaknya dikawasan tersebut.
Salah satu pedagang mengaku sudah bertahun-tahun berjualan dikawasan tersebut. Ia pun tak menampik bahwa berjualan diatas trotoar salah.
"Kita juga tahu salah, tapi mau gimana kita juga cari makan disini, berada di sini juga bukan tahunan tapi sudah belasan tahun," kata Deni (30), Selasa (7/11/2017).
Walau dahulu sering ditertibkan, ia mengaku sempat kapok, tapi ia tak punya pilihan lain untuk mengunakan kembali trotoar.
Namun belakangan ini, ia mengaku penertiban jarang dilakukan oleh petugas, walau begitu ia sedikit khawatir jika ada razia.
"Ya takut, mah takut, dulu juga sering razia tapi sekarang gak ada, udah gak ada yang angkutin barang lagi," katanya.
Selain itu salah satu pedagang yang engan menyebutkan namanya, mengaku jika pun ada penertiban bisa dilakukan secara manusiawi.
"Nah kalo bisa kayak kemaren itu di Tanah Abang, jangan main angkut aja, kalo pun kita suruh pindah bisa dikasih tempat," katanya.
Kehadiran para PKL yang ada di Jalan Jatinegara Timur Dua ini tentunya juga membuat beberapa warga sekitar cukup kesal, bagaimana tidak seluruh trotoar dimanfaatkan para PKL untuk berjualan barang bekas.
Sehingga penguna Jalan yang akan melintas terpaksa harus turun dari trotoar dan mengunakan bahu jalan, padahal hal itu sangat beresiko terhadap pejalan kaki.
"Kalo dilihat pasti menggangu ya, karena kalo seperti ini, para penguna Jalan juga binggung lewat mana," kata Indah (30) salah satu pejalan kaki.
Ia pun berharap petugas yang berkewajiban dapat segera melakukan tindakan tindakan, pasalnya adanya pedagang kaki lima ini, para pembeli sering kali memarkirkan kendaraanya di bahu jalan sehingga membuat arus lalu lintas macet.
"Ya harapannya kalo bisa ditertibkan, tapi sekarang kayaknya sudah jarang penertiban ya, soalnya yang beli juga sering kali bikin macet karena parkir sembarangan," katanya.
Tak hanya itu hal senada juga dikatakan oleh Rendy salah satu warga, mengatakan bahwa pemerintah bisa memberikan solusi terkait para PKL yang menempati area trotoar.
"Kadang saya juga binggung juga, ini trotoar udah bagus, tapi malah buat jualan PKL, jadi sayang dong, udah bagus tapi malah jadi semrawut seperti ini, jadi harus ada solusinya," katanya. (Joko Supriyanto)