Saat ini di tahun 2017 saja ada 150 sanggar budaya betawi meliputi produk budaya, industri kreatif, teather, tari, pencaksilat, kuliner. Dan semuanya terdaftar di Kebudayaan Betawi. Dari tahun 1980-an yang mencapai 300 sanggar budaya betawi.
"Sebab banyak mereka yang beralih profesi. Sebaliknya kaderisasi minim. Sehingga diperlukan konsistensi dari pemerintah," ujar Tatang.
Pemerintah diberikan keleluasaan untuk meregulasi. Dan diharapkan menjadi alat kontrol sejauh mana regulasi itu berjalan dan dapat mengantisipasi, melestarikan jangan sampai seni tradisi kearifan lokal ini hilang.
Pada UU No. 29 tahun 2007 pasal 27 menyatakan bahwa pemerintah DKI wajib melestarikan budaya betawi dan budaya nusantara lainnya.
Kemudian Perda No. 4 tahun 2015 tentang pelestarian kebudayaan betawi dan Pergub no. 229 tahun 2016 tentang penyelenggaraan pelestarian kebudayaan betawi.
Jadi siapapun yang melestarikan budaya betawi secara konstitusi dilindungi.
"Jadi sudah ada payung hukumnya, seni budaya Betawi harus dilestarikan. Di hotel-hotel di Jakarta pun harus mendukung upaya pariwisata kebudayaan betawi," jelasnya.
Kita harap kepada Gubernur dan Wagub DKI konkretnya, pembangunan karakter itu juga penting. Sehingga sekolah-sekolah pun berkarakter budaya betawi.
"Sekolah juga diharap dapat membuka ekstrakulikuler seni budaya betawi. Mudah-mudahan akan muncul pelaku baru dengan ekskul tadi," ujar Tatang.
Ketua Yayasan Benyamin Suaeb, Beno Rachmat Benyamin menyatakan, budaya dan ekonomi, merupakan pintu masuk kita untuk menjadi bangsa yang berbudaya, adil dan makmur. Bila rusak budaya suatu bangsa, maka tinggal menunggu waktu hancurnya negara.
Sehingga menjaga kelestarian budaya, sama halnya menjaga persatuan dan kesatuan, dalam kesejahteraan yang berkeadilan sosial.
Nilai-nilai budaya betawi yang terbuka, religius, berkeadilan sosial, dan mengedepankan musyawarah untuk mufakat, cerminan Pancasila sebagai dasar negara.
Budaya Betawi terbukti telah berkontribusi terhadap persatuan dan kestabilan sosial, hingga Jakarta menjadi ibukota negara hingga saat ini.
"Nilai-nilai Budaya Betawi ini diharapkan terus hidup dan menjadi perekat warga jakarta yang berasal dari berbagai suku, bangsa dan agama," tandasnya.