TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mengatakan, kebijakan penutupan Jalan Jatibaru di Tanah Abang guna penataan pedagang kaki lima (PKL) dirasa belum menunjukkan progres positif bagi kebebasan para pejalan kaki.
Kemarin, Jumat (22/12/2017), Alferd mendatangi kawasan Stasiun Tanah Abang untuk melihat langsung bagaimana kebijakan penataan kawasan Tanah Abang berjalan.
Dia melihat masih banyak PKL yang berjualan di atas trotoar.
Alfred mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus memerintahkan anak buahnya lebih tegas dalam menindak PKL yang masih membandel.
"Tenda-tenda dialihkan ke jalan, tapi masih banyak PKL yang berjualan di sisi kiri dan kanan trotoar," ujar Afred , Jumat.
Dia sempat menanyakan kepada para PKL alasan masih berjualan di trotoar. Salah satu alasan adalah tidak kebagian tenda
Baca: Perawat di Klinik Nyaris Dibunuh Saat Pergoki Aksi Pencurian
"Mereka katakan, enggak kebagian tenda. Jadi sebenarnya jumlah PKL berapa sih. Kemarin kata Pak Anies hany 400 PKL. Kalau masih ada yang belum kebagian artinya lebih dong," ujar Afred.
Di sisi lain, Alfred mengapresiasi aturan penutupan jalan tersebut yang dianggap telah menyediakan kawasan rendah emisi di Jakarta.
"Tapi kalau bisa bus transjakarta juga pakai gas, kata petugasnya bus transjakarta masih pakai solar," ujar Alfred.
Dalam konsep penataan Pasar Tanah Abang jangka pendek, dua jalur yang ada di depan Stasiun Tanah Abang akan ditutup pukul 08.00-18.00 WIB.
Satu jalur akan digunakan untuk pedagang kaki lima (PKL), dan satu jalur lagi digunakan untuk jalur bus transjakarta.
Para PKL disediakan tenda yang bisa didapatkan secara gratis tanpa dipugut retribusi.
Disediakan juga enam shelter transjakarta di sekitar Tanah Abang yang akan beroperasi dengan mengelilingi seluruh pasar. Dalam jangka panjang akan dilakukan TOD.