News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Becak di Jakarta

Cerita Suntama, Penarik Becak Sejak 1997 yang Tak Takut Digaruk Satpol PP DKI Lagi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suntama dan penarik becak lainnya tengah menunggu penumpang di pangkalan becak di bawah fly over Bandengan, Pekojan, Jakarta Utara, Sabtu (27/1/2018).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Gubernur DKI Anies Baswedan memang telah memperbolehkan moda transportasi becak beroperasi di ibukota.

Para penarik becak pun kemudian menyebar pada sejumlah titik di Jakarta, satu diantaranya kawasan bawah fly over Bandengan, Pekojan, Jakarta Utara.

Seperti yang terpantau Tribunnews, saat menyambangi lokasi 'pangkalan' para penarik becak setempat, yang tepat berada di samping palang pintu rel yang telah ditutup.

Baca: PIKI DKI Ingatkan Agama Membawa Kedamaian Tapi Juga Bisa Jadi Sumber Pertikaian

Suntama (52), seorang pria yang telah menarik becak sejak 1997, mengaku senang dengan kebijakan yang kini diterapkan Pemprov DKI era kepemimpinan Anies.

Ia merasa terbantu lantaran tidak perlu takut becaknya dibawa Satpol PP.

Menurutnya, becak yang ia gowes pun hanya melewati jalan di perkampungan setempat.

"Saya seneng banget lah, sekarang udah dibolehin, nggak takut digaruk (Satpol PP) lagi," ujar Suntama, saat ditemui di kawasan tersebut, Sabtu (7/1/2018).

Suntama dan penarik becak lainnya tengah menunggu penumpang di pangkalan becak di bawah fly over Bandengan, Pekojan, Jakarta Utara, Sabtu (27/1/2018).

Kegiatan sehari-harinya hanya menarik becak untuk memenuhi kebutuhan istri dan 7 anaknya di kampungnya, Rangkas Bitung, Banten.

Ia mengaku bekerja secara ikhlas, meskipun dibayar sedikit oleh penumpangnya yang didominasi oleh para ibu.

"Ikhlas aja saya mah, mau dikasih (bayaran) berapa juga, yang penting yang ngasih ikhlas," jelas Suntama.

Suntama merupakan potret dari segelintir masyarakat yang menjalani kehidupan di tengah kerasnya ibukota.

Baca: Cukai Rokok Elektrik Dikhawatirkan Picu Muncul Vape Ilegal

Pendapatannya pun setiap harinya hanya kurang dari Rp 100 ribu.

Bahkan ia pernah membawa pulang uang hanya Rp 25 ribu saja.

Kendati demikian, pria yang hidup sendiri di kontrakannya itu selalu bersyukur lantaran bahagia menjadi seorang penarik becak.

Meskipun masih banyak masyarakat memandangnya sebelah mata.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini