Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Anggie Lianda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paman dari Dani Prasetyo (25) salah satu korban jatuhnya crane proyek Double Double Track (DDT) mengaku bingung saat tiba di Transit Jenazah RS Polri Sukanto Jakarta Timur.
"Saya belum tahu mau ngapain, masih bingung. Belum boleh lihat jenazahnya," ujar Tri Haryono di RS Polri Sukanto, Jakarta Timur, Minggu (4/2/2018).
Dani merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya perempuan dan sudah berkeluarga tinggal di Cikarang. "Dani masih bujang, tapi adiknya udah berkeluarga. Adiknya di jalan menuju kesini," ujar Tri.
Kesehariannya Dani dikenal sebagai orang yang baik, ramah, pendiam dan tidak banyak bercerita tentang pekerjaannya.
"Dia orangnya kalem, setau saya dia baru empat bulan kerja di proyek. Sebelumnya bekerja sebagai penjaga pintu rel kereta di daerah Cikini," ujar Tri.
Baca: Penyidik KPK Rasakan Hal-hal Ganjil Saat Geledah Vila Mewah Zumi Zola di Tanjung Jabung Timur
Tri masih menunggu kelengkapan berkas yang dibawa adik Dani, agar secepatnya jenazah bisa dibawa ke kampung halaman.
Orang tua Dani tinggal di Desa Kendalrejo, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
"Orang tuanya bekerja sebagai petani dan sudah diberi kabar, tapi enggak datang kesini karena terlalu jauh," ucap Tri.
Jenazah rencana akan dimakamkan di kampung halamannya, namun masih menunggu keputusan dari pihak keluarga lainnya.
Baca: Pengacara Hotman Paris: Mobil Saya Banyak, Semua Merek Ada, Tapi Nggak Buat Nyari Janda!
"Orang tuanya nunggu di kampung, rencananya mau dimakamkan disana. Tapi nunggu keluarga yang lebih tua dulu biar dirembukin," ucap Tri.
Hingga saat ini, keempat jenazah korban jatuhnya crane masih berada di Rs Polri Sukanto menunggu kelengkapan berkas dari pihak keluarga.