TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua Deputi Kemenpora yang menangani kepemudaan, Deputi 1 Pemberdayaan Pemuda dan Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda siap menyeleraskan Grand Desaign Pembangunan Kepemudaan.
Hal ini dilakukan agar dua kedeputian di Kemenpora tersebut memiliki tujuan yang sama dan bersinergis dalam merumuskan peta jalan dalam pembangunan generasi tulang punggung bangsa.
“Blueprint pembangunan Kepemudaan dimaksud Menpora yang harus segera diwujudkan adalah grand desain kepemudaan yang menyeluruh (segala bidang—red),” ungkap Deputi I Kemenpora Bidang Pemberdayaan, Prof Faisal Abdullah saat memberikan paparan singkat dalam diskusi informal membahas draft Grand Desaign Pembangunan Kepemudaan 2018-2030 di
di Ruang DILo Wisma Menpora Jakarta, Senin (5/2/2018).
Pembangunan bidang kepemudaan yang menjadi satu dari dua tugas utama Kemenpora, ungkap Deputi, bersinggungan dengan tugas instansi pemerintah lainnya seperti Kemendikbud, Kemenristek Dikti dll.
Namun demikian, Kemenpora memiliki peran yang lebih fokus dan memikul mandat terhadap semua aspek yang berkaitan dengan pembinaan kepada seluruh pemuda di Tanah Air.
Karena itu, dua deputi yang menangani bidang kemepudaan di Kemenpora harus memiliki satu konsep grand desain yang dirumuskan bersama dan pada gilirannya dapat memberikan arah penentuan kebijakan dan disinergikan dengan instansi pemerintah lainnya.
Grand Desain Pembangunan Kepemudaan, lanjut Deputi, harus menunjukkan prioritas dalam pelaksanaanya. Juga harus mempunyai target capaian dalam jangka waktu tertentu dan didukung oleh data dan analisa yang tepat.
Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda yang diwakili Sekretaris Deputi Imam Gunawan pada acara ini, sepakat dan siap menselaraskan konsep Grand Desaign Pembangunan Kepemudaan yang akan disusun.
Seperti halnya Deputi 1 yang sudah menyiapkan draftnya, Deputi 2 juga sedang menyiapkannya sehingga nanti tinggal di ‘dikawinkan’’.
Sinkronisasi perlu dilakukan termasuk dalam kesamaan persepsi mengenai definisi dalam grand desain tersebut agar arahnya sama.
“Kami sependapat dan setuju jika grand desain kepemudaan ini ‘dikawinkan’ sehingga kita memiliki satu konsep saat disampaikan kepada pihak di luar Kemenpora,”ujar Imam saat menyampaikan pandangannya dalam diskusi yang didahului dengan makan siang bersama ini.
Asisten Deputi IPTEK dan IMTAK pada Deputi I Kemenpora, Esa Sukmawijaya mengatakan, dengan sudah adanya draft Grand Desaign Pembangunan Kepemudaan 2018-2030, pembahasannya dan singkronisasinya tinggal melanjutkan saja.
Sehingga jika dalam perumusan Grand Desaign tersebut akan melibatkan konsultan, diharapkan biayanya tidak terlalu mahal.
Grand Desaign Pembangunan Kepemudaan 2018-2030 bertujuan untuk memberikan arah kebijakan pembangunan kepemudaan. Kemudian menjadi pedoman penyusuna roadmap pembangunan kepemudaan 2018-2019, 2020-2024 dan 2025-2029.
"Serta menjadi pedoman bagi kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan kepemudaan," ujar Esa saat mempresentasikan draft Grand Desain yang diusulkan Deputi Deputi Pemberdayaan Pemuda.