TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sulitnya membongkar peredaran narkoba di Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta barat dikarenakan warga yang kerap menutup informasi tersebut.
Tertutupnya informasi tersebut disebabkan adanya rasa takut menghantui sejumlah warga, karena oleh sejumlah pelaku penyalahgunaan narkoba seringkali mengancam akan langsung dibunuh.
Walau tak pernah terjadi, namun bagi warga berbagai ancaman itu kini telah menjadi hal yang lumrah.
Baca: Detik-detik Seorang Ibu Melahirkan di Koridor Rumah Sakit, Lihatnya Ikut Tegang!
"Wah kalau itu sih (Ancaman) sudah hal biasa. Sering, setiap hari. Entah ditodong pakai pisau, dicaci maki kata-kata binatang, kotor, saya pun pernah. Warga lainnya juga pernah. Sebab kan para warga yang ditakutkan para pelaku yang bergelut di dunia gelap itu (Narkoba), pastinya takut dilaporkan ke polisi. Syukurnya, kejadian seperti itu (dibunuh/ kekerasan) belum terjadi," kata Azwari (52) Ketua RW 003 Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (9/2/2018).
Azwari mengatakan, sudah begitu banyak korban yang masuk bergelut di dunia barang haram ini di wilayahnya, baik itu meninggal dunia hingga terjangkit penyakit HIV.
Baca: Sepasang Remaja Jual Celurit Jumbo Seharga Rp 580 Ribu, Calon Pembelinya Gengster dari Jakarta
Mereka itu, disebutnya Azwari antara lain yaitu remaja, pemuda, serta orangtua.
"Semua kalangan terkena. Maka, warga di sini sedang berupaya selematkan keturunannya, dari jahatnya narkoba itu. Memang sulit sekali soal upaya warga, Polisi, TNI, BNN, untuk hilangkan edaran narkoba di sini. Penyuluhan, serta juga pendekatan secara internal, tapi tetap saja kita di sini tidak menyerah memerangi narkoba itu," jelas pria yang bekerja petugas kebersihan ini. (Warta Kota/Panji Baskhara Ramadhan)