TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Terkait Hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari dan biasa diperingati bagi sebagian orang terutama bagi anak muda, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok memastikan akan membuat surat edaran ke seluruh sekolah baik negeri dan swasta di Kota Depok.
Surat edaran akan berisi instruksi dan imbauan ke sekolah, bagaimana dalam menyikapi hari Valentine tersebut.
"Surat edarannya sedang dibuat dan akan kami edarkan ke seluruh sekolah baik negeri dan swasta di Depok. Akan kami edarkan sampai besok," kata Kepala Disdik Kota Depok, M Thamrin, kepada Warta Kota, Senin (12/2/2018)
Namun, Thamrin mengaku masih mempertimbangkan seperti apa isi surat edaran yang akan dilayangkan ke semua sekolah di Depok untuk menyikapi hari Valentine tersebut.
"Yang pasti perayaan Hari Valentine yang tidak sesuai norma dan budaya kita itulah, yang kita antisipasi dan kita cegah, untuk tidak dilakukan di semua sekolah, di dalam surat edaran itu," kata Thamrin.
Ia memastikan jika surat edaran selesai dibuat dan siap diedarkan, maka akan menginformasikannya kembali.
Baca: Tumbuh 16,5 Persen, Jasa Marga Bukukan Laba Bersih Rp 2,2 Triliun di 2017
"Jika sudah selesai dan siap diedarkan, kita informasikan kembali. Intinya rapat intern tadi, memutuskan memang perlu adanya imbauan dan instruksi dalam menyikapi Hari Valentine ini, ke semua sekolah di Depok," kata Thamrin.
Seperti diketahui Thamrin menuturkan untuk menyikapi Hari Valentine yang jatuh 14 Februari mendatang, Disdik Depok menggelar rapat intern, Senin (12/2/2018).
Menurut Thamrin dalam rapat internal dibahas apakah perlu memberikan imbauan atau instruksi pelarangan perayaan Valentine's Day ke seluruh sekolah atau siswa di Depok serta seperti apa bentuk imbauan atau instruksi yang akan diberikan.
"Jadi perlu tidaknya pelarangan atau imbauan serta bagaimana bentuknya, dibahas di intern kami hari ini," kata Thamrin.
Ia mengatakan dalam perayaaan Valentine's Days yang dikhawatirkan dan ditakutkan adalah adanya perayaan yang dilakukan siswa namun tidak sesuai dengan norma dan budaya ketimuran masyarakat Indonesia.
"Perayaan yang tidak sesuai norma dan budaya kita itulah, yang kita antisipasi dan kita cegah," kata Thamrin.