Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno meminta warga DKI Jakarta tidak terprovokasi dengan kasus intoleransi yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Sandi memberi contoh dengan kondisi DKI Jakarta yang sudah ratusan tahun dan selalu melwati pasang surut terkait masalah intoleransi.
Baca: Sopir Taksi Online Pelaku Pencabulan Penumpangnya Diringkus Polisi di Bekasi
Dirinya juga menegaskan Pemprov DKI Jakarta selalu berada di segala komunitas, tidak memandang suku, ras, dan agama.
"Saya berdoa dan mengimbau agar tidak terprovokasi bahwa kita (rakyat Indonesia) ini sudah melewati begitu banyak, kota ini sudah hampir 500 tahun melewati pasang surut," ucap Sandi di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (13/2/2018).
Baca: Habisi Nyawa Istri dan Dua Anak Tirinya, Abi Sering Minta Maaf dan Beristigfar Saat Ditanya Penyidik
Belum lama ini terjadi kasus intoleransi di beberapa wilayah di Indonesia yang menyebabkan beberapa pemuka agama menjadi korban
Seperti di Daerah Istimewa Yogjakarta, tepatnya di kawasan Bedog, terjadi penyerangan di Gereja Santo Lidwina.
Baca: Cicilan Mobil Jadi Sebab Suami di Tangerang Habisi Nyawa Istri dan Dua Anak Tirinya
Akibat penyerangan itu Romo Edmund Prier mengalami luka bacok di kepala.
Peristiwa terjadi, Minggu (11/2/2018).
Di hari yang sama penyerangan pun terjadi terhadap Ustaz Abdul Basit di kawasan Palmerah, Jakarta Barat yang dilakukan belasan remaja, Minggu (11/2/2018).
Terkait dua hal tersebut Sandi mengimbau untuk senantiasa menjaga kerukunan antar agama, khususnya jelang Pilkada Serentak 2018.
"Kalau kita lihat pilkada 2017 berlangsung sangat rukun damai dan kami ingin warga Jakarta tidak akan terbawa etnis dan saya ingatkan lagi ramainya ini di sosial media," ucap Sandiaga.