TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Ranting NU, Ahmad Zaenuri di Desa Truko, Kecamatan Kangkung, Kendal, Jawa Tengah, diketahui menjadi korban pembacokan.
Menanggapi hal itu, Polri menduga adanya kemungkinan pelaku pembacokan terinspirasi peristiwa-peristiwa penyerangan terhadap pemuka agama sebelumnya.
"Ketika ada kejadian seperti sekarang, di manapun bisa melihat. Itu juga bisa menginspirasi. Memicu orang untuk melakukan juga," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/3/2018).
Pihak kepolisian terus mendalami kasus tersebut. Setyo sendiri mengatakan hingga saat ini belum tampak keterkaitan antara kasus ini dengan peristiwa sebelumnya.
Jenderal bintang dua ini juga mengatakan penyidik masih memastikan motif dan kondisi kejiwaan pelaku.
Sebab, sebelumnya beberapa kali terjadi kejadian penyerangan tokoh agama oleh orang dengan gangguan kejiwaan.
Dalam kasus-kasus sebelumnya, penyidik juga meminta keterangan dokter kejiwaan untuk mengecek kondisi pelaku.
"Hal ini untuk memastikan apakah pelaku benar-benar memiliki gangguan kejiwaan," kata Setyo.
"Seperti di Jawa Barat kan dilakukan psikiater dari Polri kemudian dari RS Polri juga turun mengecek yang bersangkutan," katanya lagi.
Sebelumnya diberitakan, Agus Nurus Sakban dan Ahmad Zaenuri menjadi korban pembacokan pada Sabtu (17/3/2018) sore.
Mereka dibacok hingga luka parah di depan rumahnya. Pelaku pembacokan bernama Suyatno alias Bogel (35), warga Desa Johorejo RT 1 RW 1, Kecamatan Gemuh, Kendal.
Untuk sementara, polisi menduga pelaku nekat membacok korban karena stres setelah bercerai dengan istrinya.