TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Syuting film berjudul "22 menit" yang menceritakan peristiwa bom Thamrin 2016 lalu, membuat jalanan di kawasan Sarinah hingga Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, macet.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menerangkan, film itu, diharapkan dapat dijadikan pelajaran oleh masyarakat agar lebih waspada dan hati-hati.
"Tentunya dalam rangka sosialisasi anti terorisme," ujar Setyo di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (22/4/2018).
Setyo mewakili jajaran Polri meminta maaf kepada masyarakat yang terganggu atas pembuatan film tersebut. Terutama para pengendara yang melintas di sekitar lokasi syuting.
"Mohon maaf atas nama produser dan penyelenggara yang membuat semacam film dokumenter. Semoga bisa kita tonton bersama," ujar Setyo.
Penutupan jalan tersebut, juga telah dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu pekan lalu. Penutupan jalan untuk syuting film ini masih akan dilakukan hingga dua kali lagi Sabtu dan Minggu (28-29 April dan 5-6 Mei). Film yang disutradarai Eugend Panji itu, dibintangi oleh aktor Ario Bayu.
Penutupan jalan tersebut pun disayangkan oleh pengendara bernama Edo (41). Ia mengatakan, melintas dari Kemanggisan hendak pulang ke rumah di Kebon Kacang, Tanah Abang.
“Saya dari Kemanggisan mau ke rumah saya saja di Kebon Kacang, sampai dua jam. Ternyata macet gara-gara jalan di Sarinah ditutup buat syuting,” ujar Edo (41).
Padahal, jika pada akhir pekan, biasanya lama perjalanan tersebut hanya memakan waktu satu jam. Namun saat itu, ia mengaku tidak mengatahui adanya pengalihan arus karena sedang berlangsung syuting.
“Gara-gara pengalihan arus ini saya sampai muter-muter untuk sampai ke rumah saya. Kalau mau dipakai syuting ya jangan sampai seharian gitulah. Yang dirugikan kan juga masyarakat,” ujarnya.