News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Fakta Pengadaan Tempat Sampah Buatan Jerman Rp 9,6 M, Anies dan Sandi Berikan Responnya

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tempat sampah buatan Jerman yang tersimpan di Dipo Komplek Hankam, Palmerah, Jakarta Barat.

TRIBUNNEWS.COM - Pengadaan 2.600 tempat sampah yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta masih menjadi perbincangan yang hangat di media sosial.

Hal ini dikarenakan anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mencapai angka yang fantastis yaitu Rp 9,6 M.

BACA: Tempat Sampah dari Jerman Bakal Disebar ke Semua Kecamatan di Jakarta Barat

Berikut tim Tribunnews.com himpun fakta-fakta yang terkait dengan pengadaan tempat sampah buatan dari Jerman ini.

Simak selengkapnya di sini!

1. Alasan Pemprov DKI

Melansir dari Kompas.com pada Selasa (5/6/2018), Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji menjelaskan bahwa tidak ada tempat sampah buatan dalam e-catalog LKPP (Lembaga Kebijakan Penyediaan Barang/Jasa Pemerintah).

Diketahui hanya ada dua perusahaan yang menjual tempat sampah, satu buatan Jerman satu lagi buatan Cina.

"Buatan dalam negeri itu enggak ada. Kalau ada yang buatan dalam negeri pasti kita pakai dalam negeri. Di LKPP itu tinggal dua, yang buatan China sama buatan Jerman," ujar Isnawa ketika dihubungi, Minggu (3/6/2018).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji di Lapangan IRTI, Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017). (KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Perusahaan yang mengimport tempat sampah ini adalah PT Groen Indonesia, karena memang bergerak di bidang waste management dan perangkat pendukungnya.

Dikatakan perusahaan ini juga pernah menyediakan tempat sampah yang sama untuk Surabaya.

Isnawa juga berpendapat bahwa harga sebesar Rp 9,6 M tersebut tergolong murah jika dibandingkan dengan tempat sampah ukuran sama di pasaran.

Tak hanya itu, pengadaan tempat sampah ini juga bagian dari modernisasi alat.

Diketahui Dinas LH secara bertahap memperbarui peralatan dari mulai mengganti truk terbuka mejadi truk compactor.

Sekarang Dinas LH ingin mengganti tempat sampah berstandar dunia.

Dinas LH sudah berkontrak dengan PT Groen Indonesia dan ada masa 120 hari bagi perusahaan itu untuk mengadakan tempat sampah baru.

2. Respon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Ditemui di tempat yang sama, Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta memberikan responnya terkait pembelian tempat sampah buatan Jerman ini.

Melansir dari Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan enggan memberikan komentar tentang pengadaan tempat sampah yang menelan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2018 ini.

Ia mengaku akan memilih waktu yang tepat untuk menjelaskan soal pengadaan tempat sampah buatan Jerman itu.

"Enggak, saya enggak mau komentar sekarang. Nanti saya jelasin, diberitain dulu deh yang ramai sekalian. Diramein sekalian, digedein sekalian. Nanti saya konfirmasi sesudah tepat waktunya," ujar Anies, di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).

Ia juga tidak mengungkapkan alasannya yang enggan menyampaikan penjelasan pengadaan tempat sampah.

"Biar pada investigatif dulu, masa belum apa-apa sudah klarifikasi. Lihatlah dulu perkaranya, nanti saya jelaskan," ujar Anies.

Sementara, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, menyebutkan bahwa pengadaan tempat sampah buatan Jerman ini adalah bagian dari modernisasi pengelolaan sampah.

Sebanyak 2.600 tempat sampah itu diklaim merupakan bentuk pengadaan yang sesuai dengan potret Dinal Lingkungan Hidup.

"Tempat sampah tersebut adalah bagian daripada kita memotret dinal modernisasi pengelolaan sampah," papar Sandi, di Balaikota Jakarta, Senin (4/6/2018).

Sandi kemudian menyerahkan pengadaan tempat sampah ini kepada Kepala Dinas terkait untuk memberikan statement yang jelas.

Ia juga menyebut pengadaan alat kebersihan itu berasal dari pengadaan sebelumnya.

3. Pengadaan tempat sampah dari Jerman dan Cina sudah sejak 2016

Isnawa Adji kembali menjelaskan bahwa pengadaan tempat sampah berstandar internasional sudah digunakan sejak 2016.

Namun, memang tidak semuanya merupakan tempat sampah buatan Jerman seperti pengadaan tahun ini.

"Tahun 2016 itu (pengadaan) dari China, tahun 2017 dari Jerman," ujar Isnawa saat dihubungi, Senin (4/6/2018) dilansir dari Kompas.com.

Diketahui Dinas LH telah membeli 296 unit tempat sampah pada tahun 2016.

Lalu membeli lagi 1.500 unit pada tahun 2017 dengan rincian 1.000 unit berukuran 660 liter dan 500 unit berukuran 120-140 liter.

Sementara, pada tahun 2018, Dinas LH membeli lagi 2.600 unit tempat sampah buatan Jerman.

Isnawa menjelaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengadaan tempat sampah berstandar internasional pada tahun-tahun berikutnya.

"Karena kami masih butuh 3.800 lagi, tahun depan kami cicil (pengadaan) 1.200 (tempat sampah), lalu ditambah lagi pada tahun depannya," katanya.

4. Warga tak menyangka dengan harga tempat sampahnya

Tong sampah buatan Jerman di Jalan Raya Kalibata, Jakarta Selatan. Foto diambil Senin (4/6/2018). (KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Seorang pedagang durian di Sentra Durian Kalibata, Jakarta Selatan tak menyangka harga setiap tempat sampah buatan Jerman itu mencapai Rp 3,6 juta.

Bahkan warga di sekitar daerah tersebut tidak menyangka jika tempat sampah itu buatan Jerman.

"Kalau saya mah enggak nyangka, tong sampah kayak gitu Rp 3,6 juta, percaya enggak percaya," ujar salah satu pedagang durian, Rizal (22), saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (4/6/2018).

Namun, Rizal berpendapat bahwa pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar itu demi kebaikan warga Jakarta.

Pedagang durian lainnya, Jalu (35) mengatakan hal serupa, ia juga tidak menyangka jika harga satu tempat sampah mencapai Rp 3,6 juta.

Sementara, pedagang durian lain bernama Ata (60) tidak bisa menakar harga Rp 3,6 juta termasuk kategori yang mahal atau murah bagi pemerintah.

Menurut Ata, tong sampah buatan Jerman itu biasanya hanya bermuatan sampah bekas durian, baik biji maupun kulitnya.

Para pedagang durian tersebut terbiasa melihat tong sampah itu diangkut secara otomatis. Pengangkutan sampah biasanya dilakukan tengah malam, pukul 23.00 atau 24.00 WIB.

5. Penampakan tempat sampah buatan Jerman

Suku Dinas Lingkungan Dinas Kota Jakarta Barat sudah menerima 97 unit tempat sampah buatan Jerman ini.

Hal ini diungkapkanoleh Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto.

"Kami punya 97 unit, 49 di antaranya sudah disebar ke dipo di tujuh kecamatan," ujar Edy saat dihubungi Tribunjakarta.com, Senin (4/6/2018).

Edy juga menjelaskan bahwa masih ada sisa 48 unit yang tersimpan di Kantor Sudin LH Karta Barat.

Menurutnya, tidak sedianya lahan dan adanya masalah keamanan mengakibatkan pendistribusian tempat sampah terhambat.

Tempat sampah buatan Jerman yang dibeli Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. (DOK.ISTIMEWA/DINAS LINGKUNGAN HIDUP DKI JAKARTA)

"Kita enggak mungkin meletakkan tempat sampahnya disembarang karena dikhawatirkan hilang dan sebagainya," tambah Edy.

Edy menambahkan, keberadaan tempat sampah buatan Jerman ini sudah ada sejak awal tahun 2018.

Dikatakan distribusi dari Dinas LH sudah mulai sejak Februari hingga April 2018 secara bertahap.

Tong sampah buatan Jerman di Jalan Raya Kalibata, Jakarta Selatan. Foto diambil Senin (4/6/2018). (Kompas.com)

Edy mengatakan, dengan adanya tong sampah buatan Jerman tersebut dapat lebih mempermudah kerja petugas di lapangan.

VIRAL: Pengadaan Tong Sampah Buatan Jerman Rp 9,6 M Disorot, Ini Penjelasan Kadis Lingkungan Hidup DKI

Karena tempat sampah hanya tinggal dipasang pada katrol yang ada di truk compactor.

(Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini