Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial video berjudul "The Power of Emak-Emak".
Dalam video tersebut terlihat seorang wanita tengah asik mengendari bus sambil mendengarkan musik melalui headset-nya.
Wanita tersebut ternyata bernama Lia Yuliana (32), asal Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca: H-5 Lebaran, Sebanyak 20.174 Pemudik Telah Berangkat dari Stasiun Gambir
Sebelum lihai mengendarai bus ukuran tiga perempat seperti sekarang ini, ternyata Lia pernah dipandang sebelah mata oleh rekannya.
"Tadinya sempat disepelekan teman, dibilang perempuan bisanya apa sih, lalu saya ngotot kalau saya juga bisa menjadi sopir bus," ujarnya saat ditemui TribunJakarta.com, Minggu (10/6/2018).
Dengan kemauan yang keras, akhirnya ibu satu anak ini mampu mengendari bus dengan lihai seperti yang digambarkan dalam video viral tersebut.
"Awalnya jalan seperti uler, susah lurus, tapi setelah sebulanan saya sudah lancar, diajarin juga sama teman saya yang sempet meremehkan saya itu," ucapnya sambil duduk bersantai di bawah pohon rindang yang ada di sudut Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur.
Lia menceritakan, memang sudah sejak kecil dirinya memiliki sifat tomboi sehingga sebagian besar temannya adalah pria, sehingga awalnya ia sempat ditawari bekerja sebagai kernet Miniarta jurusan Pasar Minggu - Depok.
Selama empat tahun bekerja sebagai kernet itulah, timbul keinginan lebih dalam dirinya untuk menjadi sopir bus.
"Sebenarnya sih sama aja ya jadi kernet atau sopir bus, tapi waktu saya jadi kernet ko timbul keinginan lebih untuk jadi sopir," kata dia.
Keluargnya pun tidak melarang jalan hidup yang telah dipilih oleh Lia, yakni sebagai sopir bus kota.
"Keluarga saya enggak melarang sih, kalau menurut mereka yang penting pekerjaanya halal, kalau halal kan berkah buat semuanya," ucapnya.
Hingga saat ini, Lia mengaku masih senang dengan pekerjaanya sebagai pengemudi bus trayek 509 tujuan Kampung Rambutan - Lebak Bulus dan berharap, agar pemerintah tidak menghapuskan trayek bus kota reguler lagi.
"Saya dengar pemerintah mau menghapus trayek bus reguler, mau di ganti dengan Transjakarta, saya sih berharap enggak di hapus, soalnya saya sudah nyaman di sini dan enggak ada keinginan juga nyetir Transjakarta," ujar dia.