TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Satpol PP Kota Kediri telah mempertemukan kakek yang telah pikun dengan keluarganya.
Kakek atas nama Yadi Muslam telah dipulangkan ke rumahnya, Jumat (22/6/2018).
Kakek Yadi saat ditemukan warga dalam kondisi kebingungan di kawasan Pasar Bandar, Kota Kediri. Saat diajak komunikasi juga kesulitan karena kondisinya sudah pikun.
Baca: Retas Website Bareskrim Mabes Polri, Lulusan SD Dari Lamongan Dituntut Penjara
Selanjutnya kejadian itu dilaporkan Yosep ke Kantor Satpol PP Kota Kediri. Petugas kemudian memboyong kakek Yadi ke Kantor Satpol PP.
"Kami meminta untuk mandi serta kami ganti pakaiannya yang bersih," ungkap Nur Khamid, Kabid Trantibun Satpol PP Kota Kediri.
Kejadian itu kemudian dibagi petugas ke media sosial serta disiarkan melalui radio. Kemudian ada yang mengenali kakek Yadi yang merupakan tetangganya serta memberitahukan kepada keluarganya.
Selanjutnya petugas menyerahkan kepada istrinya atas nama Srini warga Kelurahan Bandar Lor, Kota Kediri.
Dari penuturan Srini, suaminya sejak pagi telah keluar rumah tanpa memberitahu. Pihak keluarga sempat mencarinya di rumah tetangga namun tidak ketemu.
Baca: Facebook Rancang Fitur Baru, Admin Grup Nantinya Akan Terima Gaji Bulanan
Kemudian ada yang memberitahu jika Yadi sudah dibawa petugas ke Kantor Satpol PP Kota Kediri.
"Kami berterima kasih sinergi semua pihak karena kakek Yadi sudah dipertemukan dengan keluarganya," jelas Nur Khamid.
Sebelumnya petugas Satpol PP juga membawa Mei Dwi Hartatik (51) ke barak penampungan Semampir.
Perempuan yang diduga mengalami depresi itu ditemukan warga di barat Balai Kelurahan Banaran. Mei juga membawa sejumlah tas besar.
Kemudian petugas membawa Mei ke kantor untuk dilakukan pendataan dan penanganan awal. Petugas menemukan fotocopy KTP Mei yang beralamat di Jl Joyoboyo, Desa Sukorejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Petugas kemudian menghubungi perangkat desanya diperoleh keterangan yang bersangkutan sudah tidak punya tempat tinggal dan keluarga di Desa Sukorejo.
Selanjutnya dari hasil pelacakan petugas kemudian menemukan keponakannya bernama Agung yang beralamat di Kelurahan Semampir. Namun karena di rumah Agung tidak punya tempat selanjutnya Mei dititipkan di barak penampungan Semampir.
"Kondisi yang bersangkutan cenderung emosional dan ada indikasi depresi," jelas Nur Khamid.