TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petugas Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Widodo mengatakan akan memasang papan tanda bahaya keberadaan buaya di sekitar Kali Grogol, Jakarta Barat.
Papan akan dipasang jika dalam waktu 7 hari, petugas belum bisa menangkap buaya tersebut.
Diduga ada lebih dari satu buaya yang berkeliaran di lokasi yang dekat dengan permukiman penduduk tersebut.
"Kami lakukan pantauan kalau sewaktu-waktu (buaya) muncul kita minta bantuan ke pemerintah setempat, Pak lurah, pemda, pemkot, pasang papan larangan kalau sampai tujuh hari ke depan belum bisa kita evakuasi," ujar Widodo saat ditemui di Kali Grogol, Rabu (27/6/2018).
Widodo mengatakan, papan tersebut perlu dipasang karena buaya di kali tersebut diduga buaya muara.
Buaya muara tergolong buaya yang ganas. Namun, para petugas akan terus mengusahakan untuk mengevakuasi.
Selain memancing buaya dengan memberikan daging, petugas berencana menggunakan jaring untuk menanangkap buaya tersebut.
Jika kedua cara tersebut tidak berhasil, cara terakhir dengan membius buaya tersebut.
Baca: Zulkifli Sebut Pilkada Serentak Ada Pengaruhnya pada Pilpres
"Harusnya kami (tangkap) sampai dapat karena sudah ada di lingkungan masyarakat. Dia kan masih punya genetik keliaran, berbahaya kalau dia nantinya laparnya muncul, sifat genetik liarnya muncul, masyarakat yang beraktivitas bisa bahaya," ujar Widodo.
Rabu pagi kemarin sejumlah warga melihat kemunculan buaya di Kali Grogol, Jakarta Barat.
Kemunculan buaya terlihat berkali-kali mulai pukul 10.00 hingga 14.00.
Hingga pukul 19.55 petugas masih melakukan pencarian menggunakan kapal cepat.
Petugas hampir mengevakuasi seekor buaya. Namun, buaya tersebut kabur karena saat penangkapan, dilempari oleh warga yang sedang menonton.(Kontributor Jakarta, David Oliver Purba)